3/23/2013

Gaya Hidup Materialistis Dan Bahaya-bahayanya


Gaya Hidup Materialistis Dan Bahaya-bahayanya


Segala puji bagi Allah Rab semesta alam, shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Rasulullah y, beserta para keluarga, sahabat, dan orang-orang yang tetap istiqomah menegakkan risalah yang dibawanya hingga akhir zaman..

Saat ini, pandangan hidup materialistis banyak tertanam dalam jiwa manusia, yaitu cara pandang tentang kehidupan yang hanya terbatas pada usaha untuk mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia fana ini, sehingga aktifitas hidup yang dijalani hanya berkisar pada masalah bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan, mengembangkan ekonomi, membangun rumah dan gedung, memenuhi kepuasan hidup, dan hal-hal lain yang hanya bersifat duniawi, tanpa memikirkan bagaimana akibatnya dan sikap apa yang seharusnya dilakukan. Mereka menganggap bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa diraih dengan harta, padahal Rasulullah bersabda:

Wahai Abu Dzar apakah kamu menyangka karena banyak harta orang menjadi kaya! Saya berkata: Ya wahai Rasulullah, beliau bersabda: dan kamu menyangka karena harta sedikit orang menjadi miskin? Saya berkata: Ya Wahai Rasulullah. Beliau bersabda: Sesungguhnya kekayaan adalah kecukupan dalam hati dan kemiskinan adalah miskin hati. (H.R Hakim dan Ibnu Hibban).

Banyak manusia tidak mengetahui bahwa Allah l menjadikan dunia ini sebagai ladang kampung akhirat dan kampung untuk beramal, dan akhirat sebagai kampung menuai balasan. Barangsiapa mengisi dunianya dengan amal shaleh, niscaya ia akan menuai keberuntungan di dua kampung tersebut. Sebaliknya barangsiapa yang menyia-nyiakan dunianya niscaya ia akan kehilangan akhiratnya.

Allah berfirman:

Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata
(QS. 22: 11)

Allah tidak menciptakan dunia untuk main-main tetapi Allah l menciptakannya untuk suatu hikmah yang agung, sebagaimana firman-Nya:

Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya,
(QS. 18: 7)


Pandangan Yang Salah Terhadap Dunia


Allah menjadikan berbagai kenikmatan dunia dan perhiasan lahiriah, baik berupa harta, anak-anak, isteri, pangkat, kekuasaan dan berbagai macam kenikmatan lainnya adalah sebagai sarana yang seharusnya digunakan untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Dari Tsauban a bahwa Rasulullah y bersabda:

Hendaklah di antara kamu sekalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan isteri yang salihah yang membantu dalam urusan akhÄrat.
(H.R Ahmad dan Ibnu Majah)

Pada kenyataannya, sebahagian besar manusia memusatkan perhatiannya pada aspek lahiriah dan kenikmatan materi semata. Setiap hari mereka menyibukkan diri, bekerja untuk mendapatkan harta dan kenikmatan dunia, namun lupa menyiapkan bekal amal untuk kehidupan sesudah mati, bahkan banyak di antara mereka yang mengingkari adanya kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini. Allah lberfirman:

Dan tentu mereka akan mengatakan(pula),'Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan.(QS. 6: 29)

Allah mengancam orang yang memiliki pandangan seperti itu terhadap dunia, sebagaimana firman-Nya:

Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasan, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akherat kecuali Neraka dan lenyaplah di akherat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.(QS. 11: 15-16)



Dampak Pandangan Materialistis


Ancaman di atas berlaku bagi semua orang yang memiliki pandangan materialistis, yaitu mereka yang beramal hanya sekedar mencari keuntungan dunia, seperti orang-orang munafik, orang-orang kafir, orang-orang yang menganut faham kapitalisme, komunisme dan sekulerisme. Allah l akan menjadikan kehidupan yang sempit bagi mereka, sebagaimana sabda Nabi:

Barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya maka Allah akan membuat perkaranya berantakan dan menjadikan kemiskinan di depan kedua matanya serta tidaklah datang dunia kecuali yang telah ditentukan kepadanya. Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat niatnya maka Allah akan mengumpulkan perkaranya dan dijadikan kaya di dalam hatinya dan dunia akan datang dengan sendirinya.
(H.R Ibnu Majah dengan sanad yang sahih).

Pandangan yang benar terhadap Kehidupan

Pandangan yang benar terhadap dunia adalah pandangan yang menganggap bahwa apa yang ada di dunia ini, baik harta, kekuasaan dan kekuatan materi lainnya hanyalah sebagai sarana menuju akhirat. Karena itu pada hakekatnya dunia tidak tercela karena dirinya, tetapi pujian atau celaan tergantung pada perbuatan hamba di dalamnya. Dunia merupakan jembatan penyeberangan menuju kampung akhirat. Dan kehidupan yang baik yang diperoleh penduduk surga tidak lain karena kebaikan dan amal shalih yang telah mereka tanam ketika di dunia. Maka dunia adalah kampung jihad, shalat, puasa, dan infaq di jalan Allah, serta medan laga untuk berlomba dalam kebaikan. Allah l berfirman kepada penduduk surga:

(Kepada mereka dikatakan),'Makan dan milumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu(ketika di dunia).(Al Haqqah 24)

Selayaknya kita bersiap diri meninggalkan kampung dunia menuju kampung akhirat, dengan selalu menambah simpanan amal kebaikan dan bersegara memenuhi panggilan Allah. Ali bin Abu Thalib sberkata: "Sesungguhnya dunia telah habis berlalu dan akhirat semakin mendekat dan di antara keduanya masing-masing mempunyai anak keturunan dan jadilah kalian anak keturunan akhirat dan jangan menjadi anak keturunan dunia karena sekarang kesempatan beramal tanpa ada hisab dan besok di akhirat kesempatan hisab, dan tidak ada kesempatan beramal."


Oleh :
Ummu Ahmad Rifqi

(Sumber Kitab Tauhid III, Dr. Shaleh bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan dan kitab Ishlahul Qulub karya Syaikh Abdul Hadi Wahbi Serta Faraidul Kalam Lil Khulafail Kiram karya SyaikhQasim 'Asyur).

0 komentar:

Post a Comment

monggo / silahkan beri komentarnya.