Bagaimana
Wanita Islam itu ?
Islam
mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak
kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam
bagian-bagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah.
Mereka
dikatakan berpakaian, karena memang mereka
itu melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu
tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang,
karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh,
seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.
Dibalik
keghaiban ini, seolah-olah Rasulullah melihat apa yang terjadi di zaman
sekarang ini yang kini diwujudkan dalam bentuk penataan rambut, dengan berbagai
macam mode dalam salon-salon khusus, yang biasa disebut salon kecantikan,
dimana banyak sekali laki-laki yang bekerja pada pekerjaan tersebut dengan upah
yang sangat tinggi.
Tidak
cukup sampai di situ saja, banyak pula perempuan yang merasa kurang puas dengan
rambut asli pemberian Allah. Untuk itu mereka
belinya rambut palsu yang disambung dengan rambutnya yang asli, supaya
nampak lebih menyenangkan dan lebih cantik, sehingga dengan demikian dia akan
menjadi perempuan yang menarik dan memikat hati.
Satu
hal yang sangat mengherankan, justru persoalan ini sekarang sering dikaitkan
dengan masalah penjajahan politik dan kejatuhan moral, dan ini dapat dibuktikan
oleh suatu kenyataan yang terjadi, dimana para penjajah politik itu dalam
usahanya untuk menguasai rakyat sering menggunakan sesuatu yang dapat
membangkitkan syahwat dan untuk dapat mengalihkan pandangan manusia, dengan
diberinya kesenangan yang kiranya dengan kesenangannya itu manusia tidak lagi
mau memperhatikan persoalannya yang lebih umum.
Berikut
ini adalah beberapa dalil naqli dalam Al Qur'an dan Al Hadits mengenai perintah
Allah SWT bagi wanita untuk menutupi seluruh aurat mereka. Apa yang akan saya
sampaikan adalah hasil dari bacaan saya terhadap beberapa buku mengenai wanita,
seperti buku tentang Fiqh Wanita, Tanya Jawab Soal Hijab, dan buku Riyadush
Sholihin.
Apa
sebenarnya arti aurat itu ? 'Aurat
artinya barang yang buruk, yang maksudnya adalah bagian-bagian tubuh yang
tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain. Dan bagian-bagian itu ada
bermacam-macam sesuai dengan tempat dan situasi. Ada bagian tubuh yang boleh
diperlihatkan kepada semua orang, muhrim atau non-muhrimnya, tapi ada pula
bagian tubuh yang hanya boleh diperlihatkan kepada muhrimnya saja, dan ada pula
bagian tubuh yang HANYA boleh dilihat oleh suami/istrinya saja.
Di
sini saya tidak akan menuliskan lebih detail mengenai batas- batas aurat yang
bermacam-macam itu, tapi insyaAllah hanya batas aurat yang boleh diperlihatkan
bagi semua orang, baik muhrim maupun non-muhrim.
Bagi
lelaki, batas aurat yang wajib ditutupi adalah mulai pusar sampai lutut. Selain dari itu boleh ditampakkan. Hal
ini berdasarkan satu hadits dari Muhammad bin Jahsy yang diriwayatkan oleh
Ahmad, Bukhari dan Hakim, katanya : "Rasulullah SAW lewat di depan Ma'mar.
Kedua pahanya terbuka, maka sabda beliau
:"Hai Ma'mar! Tutuplah kedua pahamu karena paha itu aurat." Tentang
aurat lelaki ini, bila memang keadaan menghendaki sedikit lebih terbuka maka
boleh dilakukan, misalnya ketika dalam pepera- angan sebagaimana riwayat Ahmad
dan Bukhari dari Anas r.a. : "Bahwasanya Nabi SAW sewaktu perang Khaibar,
beliau menyingsingkan kain dari pahanya, sehingga tampaklah paha yang putih
olehku."
Adapun
batas-batas aurat bagi wanita yang wajib ditutup ialah: seluruh tubuh wanita kecuali muka dan kedua
telapak tangan sampai per- gelangan tangan. Ini berdasar Hadits Nabi SAW
yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari
Ibnu Mas'ud :"Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari
rumahnya syetan pun berdiri tegak (dirangsang) olehnya."Mengenai muka dan
kedua telapak tangan yang boleh dibuka itu adalah ber-dasarkan pada satu hadits
yang diriwayatkan Abu Daud dari 'Aisya r.a. : Rasulullah SAW bersabda :
"Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa/sampai
umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan
ini." Rasulullah SAW berkata sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangan
hingga pergelangannya sendiri."
Perintah
mengenai pemakaian hijab ini adalah langsung ditegaskan dalam Al Qur'an,
langsung dari firman Allah SWT, yaitu dalam kedua ayat Al Qur'an, Surat An Nuur, 24:31 dan Surat Al Ahzab, 33:59.
Allah
SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab, 33:59 : "Hai Nabi! Katakanlah kepada
istri- istrimu, anak-anak perempuanmu, dan para wanita yang beriman, supaya mereka menutup tubuhnya dengan Jilbab,
yang demikian itu supaya mereka lebih patut dikenal, maka mereka pun
tidak diganggu. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Jilbab itu ciri khas wanita Mukminat.
Di
ayat satunya lagi Allah SWT berfirman : "Dan katakanlah kepada wanita-wanita
yang beriman : Supaya mereka menahan penglihatannya, dan memelihara
kehormatannya, dan tidak memperlihatkan
perhiasannya (kecantikannya)kecuali yang nyata kelihatan (muka dan kedua
telapak tangan hingga pergelangan tangannya). Maka julurkan-lah KERUDUNG-KERUDUNG mereka hingga ke dadanya...." [silakan
baca sendiri terusan ayat ini yang menyebutkan siapa saja muhrim wanita itu, di
mana wanita itu boleh memperlihatkan sebagian tubuhnya, misalnya boleh membuka
kerudungnya].
Jelas
dari kedua ayat Al Qur'an itu, bahwa pemakaian hijab atau jilbab sebagai
penutup aurat adalah WAJIB hukumnya dan seharusnya tidak boleh ada keraguan
lagi mengenai hal itu. Selain dari kedua ayat yang dengan tegas menyatakan
adanya perintah Allah SWT kepada setiap Muslimah untuk mengenakan penutup aurat
(jilbab), maka ada juga beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang
pema-kaian jilbab itu. Di antaranya adalah :
1.
Hadits dari Shafiyah binti Syaibah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud :
"Berkata Shafiyah binti Syaibah :Ketika kami bersama-sama 'Aisyah,mereka
sebut-sebut wanita-wanita Quraisy dan kelebihannya. Maka 'Aisyah berkata :
Sesungguhnya bagi wanita-wanita Quraisy ada kelebihannya. Tetapi sesungguh-nya
aku, demi Allah, aku tidak melihat yang lebih mulia selain daripada wanita Anshar, mereka sangat membenarkan
Kitab Allah (Al Qur'an) dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan.
Sungguh ketika diturunkan surat An Nur- Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya-. Para lelaki
mereka pun pulang, lalu membacakan ayat yang baru turun itu kepada para
wanitanya. Maka mereka pun mengambil kain yang kemudian dengan kain itu mereka
jadikan kerudung. Itu karena sangat membenarkan dan beriman ke-pada apa yang
telah diturunkan Allah dalam kitab-Nya (Al Qur'an)."
2.
Hadits riwayat Abu Dawud dari Ummu Salamah r.a., katanya : "Ketika
turun ayat -'Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya-', maka
para wanita Anshar keluar yang keadaannya di atas kepala mereka itu seolah-olah
burung gagak karena kain
kerudung-kerudung mereka."
Dari
kedua hadits di atas, dapat kita tahu betapa tinggi derajat keimanan para
generasi sahabat di zaman Rasulullah SAW masih hidup yang digelari oleh Sayyid
Qutb sebagai Generasi Qur'ani itu. Mereka dengan tanpa ragu-ragu lagi
melaksanakan setiap perintah yang diterima Nabi SAW dari Allah SWT melalui
Malaikat Jibril A.S. dengan serta merta. Apa yang mereka dengar dari Rasulullah
SAW sebagai perintah Allah SWT, langsung mereka kerjakan, tanpa pertanyaan
lebih lanjut, tanpa syak wasangka dan tanpa ada sedikit pun keraguan di hati
mereka. Semua itu adalah perwujudan dari rasa cinta (mahabbah) yang sangat amat
mendalam sekali kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW yang melebihi dari segala
cinta mereka kepada semua yang ada di dunia ini. MasyaAllah. Semoga kita pun
bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang demikian. Amiin yaa
Robbal'aalamiin.
3.
Hadits riwayat Bukhari dan Muslim : "Ummu 'Athiyah berkata : Kami
(kaum wanita) diperintahkan mengeluarkan para wanita yang sedang haidh pada
hari raya dan juga gadis pingitan untuk menghadiri (menyaksikan) jama'ah dan
doa kaum Muslimin, tetapi wanita yang sedang haidh supaya menjauh dari tempat
shalatnya. Seorang perempuan bertanya : Ya Rasulullah, salah satu dari kaum
kami tidak mempunyai kain jilbab. Maka Nabi SAW menjawab : Hendaklah teman-nya meminjamkan untuk dia jilbabnya."
4.
Riwayat Abu Dawud dari 'Aisyah r.a., katanya : Bahwasanya Asmaa binti
Abu Bakar r.a. masuk ke tempat Rasulullah SAW dengan memakai pakaian yang tipis
(tembus pandang), maka Rasulullah SAW berpaling darinya seraya ber-sabda
:"Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa/sampai
umur maka tidak patut menampakkan
sesuatu dari dirinya, melainkan ini dan ini." Sambil Rasulullah SAW
menunjuk muka dan kedua telapak tangan hinggapergelangan tangannya
sendiri."
5.
Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. : Rasulullah SAW
bersabda:"Dua macam orang ahli neraka yang tidak (belum) saya lihat : 1.
Kaum yang memegang pecut bagaikan ekor lembu digunakan untuk memukul
orang-orang, dan 2. Wanita yang
berpakaian tetapi bagaikan telanjang (tidak berjilbab), suka merayu dan
dirayu/berlenggak-lenggok. Rambutnya (sanggulnya) bagai punduk unta yang miring
letaknya. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapat baunya padahal bau
surga itu dapat dicapai (dicium) dari jarak perjalanan sekian-sekian (jarak
yang sangat jauh)."
6.
Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu 'Abbas r.a. katanya : Rasulullah SAW
melaknat (mengutuk) laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan wanita yang berpakaian seperti lelaki."
7.
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah r.a. bahwa Rasulullah
SAW telah bersabda : "Aku menengok neraka, maka kulihat kebanyakan dari
penghuni api neraka terdiri dari kaum wanita. Yang demikian itu disebabkan oleh
karena sedikit sekali di antara mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan
mematuhi suaminya, dan karena mereka
terlalu banyak bersolek/berhias."
8.
Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan juga oleh yang lainnya, dari
Abbas r.a. :"Allah mengutuk
wanita-wanita yang bermake-up (berhias) mencolok dan berlebih-lebihan sehingga
air wudhu tidak dapat menyentuh kulitnya, atau yang beroperasi plastik yang
bertujuan untuk mempercantik diri sehingga mengubah bentuk asli sebagaimana
yang Allah ciptakan. Rasulullah SAW pun melaknat orangyang
mengerjakannya."
9.
Ada pula hadits dari Rasulullah SAW, sabdanya : "Akan terdapat pada
ummat-ku di kemudian hari, wanita-wanita
yang berpakaian seperti telanjang (tanpa jilbab) dan yang mengenakan perhiasan yang berlebih-lebihan;
kutuklah mereka, karena mereka adalah termasuk orang-orang yang terkutuk."
10.
Riwayat Al Baihaqi dari Sulaiman bin Yasaar : "Sejahat-jahat
orang-orang perempuan ialah mereka yang suka
keluar rumah dengan memakai perhiasan serta suka menipu dirinya sendiri
(dengan perhiasan-perhiasan palsu). Merekalah perempuan-perempuan munafik, dari
antara mereka itu tidak ada yang masuk ke dalam surga seorang pun, melainkan
sebagai burung gagak putih (karena jarang-nya)."
Wallahu
a'lam bishowab.
Semoga
bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan
hidayah-Nya kepada kita semua untuk bisa melaksanakan segala perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh keikhlasan dan ke-taqwaan. Amiin yaa
Robbal'aalamiin.
Wassalamu'alaikum
warohmatullaahi wabarokaatuhu,ukhtukum fillah,
Reference
: Riyadush Sholihin, Fiqh Wanita, Tanya Jawab Soal Jilbab.
0 komentar:
Post a Comment
monggo / silahkan beri komentarnya.