3/06/2013

Bagaimana Wanita Islam itu ?



Bagaimana Wanita Islam itu ?
Islam mengharamkan perempuan memakai pakaian yang membentuk dan tipis sehingga nampak kulitnya. Termasuk diantaranya ialah pakaian yang dapat mempertajam bagian-bagian tubuh, khususnya tempat-tempat yang membawa fitnah.
Mereka dikatakan berpakaian, karena memang mereka itu melilitkan pakaian pada tubuhnya, tetapi pada hakikatnya pakaiannya itu tidak berfungsi menutup aurat, karena itu mereka dikatakan telanjang, karena pakaiannya terlalu tipis sehingga dapat memperlihatkan kulit tubuh, seperti kebanyakan pakaian perempuan sekarang ini.
Dibalik keghaiban ini, seolah-olah Rasulullah melihat apa yang terjadi di zaman sekarang ini yang kini diwujudkan dalam bentuk penataan rambut, dengan berbagai macam mode dalam salon-salon khusus, yang biasa disebut salon kecantikan, dimana banyak sekali laki-laki yang bekerja pada pekerjaan tersebut dengan upah yang sangat tinggi.
Tidak cukup sampai di situ saja, banyak pula perempuan yang merasa kurang puas dengan rambut asli pemberian Allah. Untuk itu mereka belinya rambut palsu yang disambung dengan rambutnya yang asli, supaya nampak lebih menyenangkan dan lebih cantik, sehingga dengan demikian dia akan menjadi perempuan yang menarik dan memikat hati.
Satu hal yang sangat mengherankan, justru persoalan ini sekarang sering dikaitkan dengan masalah penjajahan politik dan kejatuhan moral, dan ini dapat dibuktikan oleh suatu kenyataan yang terjadi, dimana para penjajah politik itu dalam usahanya untuk menguasai rakyat sering menggunakan sesuatu yang dapat membangkitkan syahwat dan untuk dapat mengalihkan pandangan manusia, dengan diberinya kesenangan yang kiranya dengan kesenangannya itu manusia tidak lagi mau memperhatikan persoalannya yang lebih umum.
Berikut ini adalah beberapa dalil naqli dalam Al Qur'an dan Al Hadits mengenai perintah Allah SWT bagi wanita untuk menutupi seluruh aurat mereka. Apa yang akan saya sampaikan adalah hasil dari bacaan saya terhadap beberapa buku mengenai wanita, seperti buku tentang Fiqh Wanita, Tanya Jawab Soal Hijab, dan buku Riyadush Sholihin.
Apa sebenarnya arti aurat itu ? 'Aurat artinya barang yang buruk, yang maksudnya adalah bagian-bagian tubuh yang tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain. Dan bagian-bagian itu ada bermacam-macam sesuai dengan tempat dan situasi. Ada bagian tubuh yang boleh diperlihatkan kepada semua orang, muhrim atau non-muhrimnya, tapi ada pula bagian tubuh yang hanya boleh diperlihatkan kepada muhrimnya saja, dan ada pula bagian tubuh yang HANYA boleh dilihat oleh suami/istrinya saja.
Di sini saya tidak akan menuliskan lebih detail mengenai batas- batas aurat yang bermacam-macam itu, tapi insyaAllah hanya batas aurat yang boleh diperlihatkan bagi semua orang, baik muhrim maupun non-muhrim.
Bagi lelaki, batas aurat yang wajib ditutupi adalah mulai pusar sampai lutut. Selain dari itu boleh ditampakkan. Hal ini berdasarkan satu hadits dari Muhammad bin Jahsy yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari dan Hakim, katanya : "Rasulullah SAW lewat di depan Ma'mar. Kedua pahanya  terbuka, maka sabda beliau :"Hai Ma'mar! Tutuplah kedua pahamu karena paha itu aurat." Tentang aurat lelaki ini, bila memang keadaan menghendaki sedikit lebih terbuka maka boleh dilakukan, misalnya ketika dalam pepera- angan sebagaimana riwayat Ahmad dan Bukhari dari Anas r.a. : "Bahwasanya Nabi SAW sewaktu perang Khaibar, beliau menyingsingkan kain dari pahanya, sehingga tampaklah paha yang putih olehku."
Adapun batas-batas aurat bagi wanita yang wajib ditutup ialah: seluruh tubuh wanita kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai per- gelangan tangan. Ini berdasar Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh  Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud :"Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya syetan pun berdiri tegak (dirangsang) olehnya."Mengenai muka dan kedua telapak tangan yang boleh dibuka itu adalah ber-dasarkan pada satu hadits yang diriwayatkan Abu Daud dari 'Aisya r.a. : Rasulullah SAW bersabda : "Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa/sampai umur, maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya melainkan ini dan ini." Rasulullah SAW berkata sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangannya sendiri."
Perintah mengenai pemakaian hijab ini adalah langsung ditegaskan dalam Al Qur'an, langsung dari firman Allah SWT, yaitu dalam kedua ayat Al Qur'an, Surat An Nuur, 24:31 dan Surat Al Ahzab, 33:59.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ahzab, 33:59 : "Hai Nabi! Katakanlah kepada istri- istrimu, anak-anak perempuanmu, dan para wanita yang beriman, supaya mereka menutup tubuhnya dengan Jilbab, yang demikian itu supaya mereka lebih patut dikenal, maka mereka pun tidak diganggu. Dan Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Jilbab itu ciri khas wanita Mukminat.
Di ayat satunya lagi Allah SWT berfirman : "Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : Supaya mereka menahan penglihatannya, dan memelihara kehormatannya, dan  tidak memperlihatkan perhiasannya (kecantikannya)kecuali yang nyata kelihatan (muka dan kedua telapak tangan hingga pergelangan tangannya). Maka julurkan-lah KERUDUNG-KERUDUNG mereka hingga ke dadanya...." [silakan baca sendiri terusan ayat ini yang menyebutkan siapa saja muhrim wanita itu, di mana wanita itu boleh memperlihatkan sebagian tubuhnya, misalnya boleh membuka kerudungnya].
Jelas dari kedua ayat Al Qur'an itu, bahwa pemakaian hijab atau jilbab sebagai penutup aurat adalah WAJIB hukumnya dan seharusnya tidak boleh ada keraguan lagi mengenai hal itu. Selain dari kedua ayat yang dengan tegas menyatakan adanya perintah Allah SWT kepada setiap Muslimah untuk mengenakan penutup aurat (jilbab), maka ada juga beberapa hadits Rasulullah SAW yang menjelaskan tentang pema-kaian jilbab itu. Di antaranya adalah :
1. Hadits dari Shafiyah binti Syaibah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud : "Berkata Shafiyah binti Syaibah :Ketika kami bersama-sama 'Aisyah,mereka sebut-sebut wanita-wanita Quraisy dan kelebihannya. Maka 'Aisyah berkata : Sesungguhnya bagi wanita-wanita Quraisy ada kelebihannya. Tetapi sesungguh-nya aku, demi Allah, aku tidak melihat yang lebih mulia selain daripada  wanita Anshar, mereka sangat membenarkan Kitab Allah (Al Qur'an) dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang diturunkan. Sungguh ketika diturunkan surat An Nur- Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya-. Para lelaki mereka pun pulang, lalu membacakan ayat yang baru turun itu kepada para wanitanya. Maka mereka pun mengambil kain yang kemudian dengan kain itu mereka jadikan kerudung. Itu karena sangat membenarkan dan beriman ke-pada apa yang telah diturunkan Allah dalam kitab-Nya (Al Qur'an)."
2. Hadits riwayat Abu Dawud dari Ummu Salamah r.a., katanya : "Ketika turun ayat -'Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya-', maka para wanita Anshar keluar yang keadaannya di atas kepala mereka itu seolah-olah burung gagak karena kain kerudung-kerudung mereka."
Dari kedua hadits di atas, dapat kita tahu betapa tinggi derajat keimanan para generasi sahabat di zaman Rasulullah SAW masih hidup yang digelari oleh Sayyid Qutb sebagai Generasi Qur'ani itu. Mereka dengan tanpa ragu-ragu lagi melaksanakan setiap perintah yang diterima Nabi SAW dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril A.S. dengan serta merta. Apa yang mereka dengar dari Rasulullah SAW sebagai perintah Allah SWT, langsung mereka kerjakan, tanpa pertanyaan lebih lanjut, tanpa syak wasangka dan tanpa ada sedikit pun keraguan di hati mereka. Semua itu adalah perwujudan dari rasa cinta (mahabbah) yang sangat amat mendalam sekali kepada Allah SWT dan Rasul-Nya SAW yang melebihi dari segala cinta mereka kepada semua yang ada di dunia ini. MasyaAllah. Semoga kita pun bisa termasuk dalam golongan orang-orang yang demikian. Amiin yaa Robbal'aalamiin.
3. Hadits riwayat Bukhari dan Muslim : "Ummu 'Athiyah berkata : Kami (kaum wanita) diperintahkan mengeluarkan para wanita yang sedang haidh pada hari raya dan juga gadis pingitan untuk menghadiri (menyaksikan) jama'ah dan doa kaum Muslimin, tetapi wanita yang sedang haidh supaya menjauh dari tempat shalatnya. Seorang perempuan bertanya : Ya Rasulullah, salah satu dari kaum kami tidak mempunyai kain jilbab. Maka Nabi SAW menjawab : Hendaklah teman-nya meminjamkan untuk dia jilbabnya."
4. Riwayat Abu Dawud dari 'Aisyah r.a., katanya : Bahwasanya Asmaa binti Abu Bakar r.a. masuk ke tempat Rasulullah SAW dengan memakai pakaian yang tipis (tembus pandang), maka Rasulullah SAW berpaling darinya seraya ber-sabda :"Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa/sampai umur maka tidak patut menampakkan sesuatu dari dirinya, melainkan ini dan ini." Sambil Rasulullah SAW menunjuk muka dan kedua telapak tangan hinggapergelangan tangannya sendiri."
5. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah r.a. : Rasulullah SAW bersabda:"Dua macam orang ahli neraka yang tidak (belum) saya lihat : 1. Kaum yang memegang pecut bagaikan ekor lembu digunakan untuk memukul orang-orang, dan 2. Wanita yang berpakaian tetapi bagaikan telanjang (tidak berjilbab), suka merayu dan dirayu/berlenggak-lenggok. Rambutnya (sanggulnya) bagai punduk unta yang miring letaknya. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak mendapat baunya padahal bau surga itu dapat dicapai (dicium) dari jarak perjalanan sekian-sekian (jarak yang sangat jauh)."
6. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Ibnu 'Abbas r.a. katanya : Rasulullah SAW melaknat (mengutuk) laki-laki yang berpakaian seperti wanita dan wanita yang berpakaian seperti lelaki."
7. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari 'Aisyah r.a. bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : "Aku menengok neraka, maka kulihat kebanyakan dari penghuni api neraka terdiri dari kaum wanita. Yang demikian itu disebabkan oleh karena sedikit sekali di antara mereka yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan mematuhi suaminya, dan karena mereka terlalu banyak bersolek/berhias."
8. Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan juga oleh yang lainnya, dari Abbas r.a. :"Allah mengutuk wanita-wanita yang bermake-up (berhias) mencolok dan berlebih-lebihan sehingga air wudhu tidak dapat menyentuh kulitnya, atau yang beroperasi plastik yang bertujuan untuk mempercantik diri sehingga mengubah bentuk asli sebagaimana yang Allah ciptakan. Rasulullah SAW pun melaknat orangyang mengerjakannya."
9. Ada pula hadits dari Rasulullah SAW, sabdanya : "Akan terdapat pada ummat-ku di kemudian hari, wanita-wanita yang berpakaian seperti telanjang (tanpa jilbab) dan yang mengenakan perhiasan yang berlebih-lebihan; kutuklah mereka, karena mereka adalah termasuk orang-orang yang terkutuk."
10. Riwayat Al Baihaqi dari Sulaiman bin Yasaar : "Sejahat-jahat orang-orang perempuan ialah mereka yang suka keluar rumah dengan memakai perhiasan serta suka menipu dirinya sendiri (dengan perhiasan-perhiasan palsu). Merekalah perempuan-perempuan munafik, dari antara mereka itu tidak ada yang masuk ke dalam surga seorang pun, melainkan sebagai burung gagak putih (karena jarang-nya)."
Wallahu a'lam bishowab.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Dan semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan hidayah-Nya kepada kita semua untuk bisa melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya dengan penuh keikhlasan dan ke-taqwaan. Amiin yaa Robbal'aalamiin.
Wassalamu'alaikum warohmatullaahi wabarokaatuhu,ukhtukum fillah,
Reference : Riyadush Sholihin, Fiqh Wanita, Tanya Jawab Soal Jilbab.

0 komentar:

Post a Comment

monggo / silahkan beri komentarnya.