BUNGA RAMPAI
SEBUAH PERNIKAHAN
Istri
yang paling baik adalah yang membahagiakanmu, saat kamu memandangnya, yang
mematuhimu kala kamu menyuruhnya, dan memelihara kehormatan dirinya dan dirimu
bila kamu tidak ada disisinya. Setelah Rasulullah SAW meninggal dunia, ada
beberapa orang sahabat menemui Aisyah memintanya agar menceritakan perilaku
Rasulullah. Aisyah sesaat tidak menjawab permintaan itu. Air matanya berderai,
kemudian dengan nafas panjang ia berkata: “Kaana Kullu Amrihi Ajaba” (Aah…semua
perilakunya indah).
Allah
berfirman:
“Diantara tanda-tanda keangungan Allah, ialah Dia ciptakan
bagimu, dari jenis-jenismu sendiri, pasangan-pasangannya. Supaya kamu hidup
tentram bersamanya, dan Allah jadikan bagimu cinta dan kasih sayang.
Sesungguhnya dalam hal itu ada tanda-tanda bagi orang-orang yang mau berfikir”.
(QS 30 : 21)
Ayat
ini ditempatkan Allah pada rangkaian ayat tentang tanda-tanda kebesaran Allah
di alam semesta. Tentang tegaknya langit, terhamparnya bumi, gemuruh halilintar
dann keajaiban penciptaan manusia. Dengan ayat ini Dia ingin mengajarkan kepada
kita betapa Dia dengan sengaja menciptakan kekasih yang menjadi pasangan hidup
manusia yang bersedia berdiri dengan setia disamping kita, yang mau mendengar
bukan saja kata-kata yang diucapkan, melainkan juga jeritan hati yang tidak
terungkapkan, yang mau menerima perasaan tanpa pura-pura, prasangka dan pamrih,
yang mampu meniupkan kedamaian, mengobati luka, menopang tubuh lemah dan
memperkuat hati.
Allah
menetapkan suatu ikatan suci, yaitu Akad Nikah, agar hubungan antara pecinta
dan kekasihnya itu menyuburkan ketentraman, cinta dan kasih sayang. Dengan dua
kalimat yang sederhana “Ijab dan Qabul” terjadilah perubahan besar: yang haram
menjadi halal, yang maksiat menjadi ibadat, kekejian menjadi kesucian, dan
kebebasan menjadi tanggung jawab. Maka nafsu pun berubah menjadi cinta dan
kasih sayang. Begitu besarnya perubahan ini sehingga Al Qur’an menyebut Akad
Nikah sebagai Mitsaqon Ghalidon
(perjanjian yang berat). Hanya 3 kali kata ini disebut dalam Al Qur’an.
Pertama, ketika Allah membuat perjanjian dengan Nabi dan Rasul Ulul ‘Azmi (QS
33 : 7). Kedua, ketika Allah mengangkat bukit Tsur diatas kepala Bani Israil
dan menyuruh mereka bersumpah setia di hadapan Allah (QS 4 : 154). Dan Ketiga,
ketika Allah menyatakan hubungan pernikahan (QS 4 : 21).
Peristiwa
Akad Nikah bukanlah peristiwa kecil di hadapan Allah. Akad Nikah tidak saja
disaksikan oleh kedua orang tuanya, saudara dan sahabat-sahabat tetapi juga
disaksikan oleh para malaikat di langit yang tinggi dan terutama sekali
disaksikan oleh Allah Rabbul Izzati (Penguasa Alam Semesta). Maka apabila kamu
sia-siakan perjanjian ini, ikatan yang sudah terbuhul, janji yang terpatri,
kamu bukan hanya harus bertanggung jawab kepada mereka yang hadir, tetapi juga
dihadapan Allah Rabbul Alamin.
“Laki-laki
adalah pemimpin di tengah keluarganya, dan ia harus mempertanggung jawabkan
kepemimpinannya. Wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan ia harus
mempertanggung jawabkan kepemimpinannya.” (HR Bukhori dan Muslim)
“Yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik dan
lembut terhadap keluarganya”. (HR Bukhari)
Seorang
isteri boleh memberi apa saja yang ia miliki. Tetapi, bagi seorang suami, tidak ada pemberian isteri yang paling
membahagiakan selain hati yang selalu siap berbagi kesenangan dan penderitaan.
Di luar rumah, sang suami boleh jadi diguncangkan oleh berbagai kesulitan, ia
menemukan wajah-wajah tegar, mata-mata tajam, ucapan-ucapan kasar, dan
pergumulan hidup yang berat. Ia ingin ketika pulang ke rumah, disitu ditemukan
wajah yang ceria, mata yang sejuk, ucapan yang lembut dam berlindung dalam
keteduhan kasih sayang sang isteri (seperti cerita puteri salju-nya Anderson).
Ia ingin mencairkan seluruh beban jiwanya dengan kehangatan air mata yang
terbit dari samudera kasih sayang sang isteri.
Rasulullah
bersabda:
“Isteri yang terbaik adalah isteri yang, membahagiakanmu saat
kamu memandangnya, yang mematuhimu kalau kamu menyuruhnya, dan memelihara
kehormatan dirinya dan hartamu bila kamu tidak ada disisinya.”
Rasulullah
bersabda bahwa surga terletak dibawah kaki kaum Ibu. Maka apakah rumah tangga
yang dibangun hari ini akan menjadi surga atau neraka, tergantung pada sang ibu
rumah tangga. Rumah tangga akan menjadi surga apabila disitu dihiaskan
kesabaran, kesetiaan dan kesucian.
Allah
SWT berfirman:
“Wahai
wanita, ingatlah ayat-ayat Allah dan hikmah yang dibacakan di rumah-rumah kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Maha Mengetahui.” (QS 33 : 34)
Suatu
saat, kelak bila perahu rumah tangga bertubrukan dengan kerikil tajam, bila
impian remaja menjadi kenyataan yang pahit, bila bukit-bukit harapan
diguncangkan gempa cobaan, tetaplah teguh disamping sang suami, tetaplah
tersenyum walau langit semakin mendung.
Rasulullah
SAW adalah manusia paling mulia. Dan Aisyah, ia bercerita bagaimana Rasulullah
SAW memuliakannya: “Di rumah, kata Aisyah, “Rasulullah melayani keperluan
isterinya, memasak, menyapu lantai, memerah sesu dan memebrsihkan pakaian. Dia
memanggil isterinya dengan gelaran yang baik”. Setelah Rasulullah SAW meninggal
dunia, ada bebarapa orang sahabat menemui Aisyah, memintanya agar menceritakan
perilaku Rasulullah SAW. Aisyah sesaat tidak menjawab pertanyaan itu. Air
matanya berderai kemudian dengan naafas panjang ia berkata: “Kaana Kullu Amrihi
Ajaba…” (Ah…semua perilakunya indah). Ketika didesak untuk menceritakan
perilaku Rasul yang paling mempesona, Aisyah kemudian menceritakan bagaimana
Rasul yang mulia di tengah malam bangun dan meminta ijin kepada Aisyah untuk
shalat malam “Ijinkan aku beribadah kepada Rabb-ku” ujar Rasulullah SAW kepada
Aisyah.
Rasulullah
bersabda:
Seandainya aku boleh memerintahkan kepada manusia bersujud
kepada manusia lain, aku akan perintahkan para isteri untuk bersujud kepada
suami mereka karena besarnya hak suami yang dianugerahkan Allah atas mereka.”
(HR. Tirmidzi)
Banyak
isteri yang menuntut agar suaminya membahagiakan mereka. Jarang terpikir oleh
mereka bagaimana membahagiakan suami. Padahal cinta dan kasih sayang akan
tumbuh dan subur dalam suasana “memberi” bukan “mengambil”. Cinta adalah
“sharing” saling membagi. Cinta tidak akan diperoleh kalau yang ditebarkan
adalah kebencian. Kasih sayang tidak akan dapat diraih bila yang disuburkan
adalah dendam dan kekecewaan.
Marie
von Ebner Eschebach berkata:
“Bila
di dunia ini ada surga, surga itu adalah pernikahan yang bahagia tetapi bila di
dunia ini ada neraka, neraka adalah pernikahan yang gagal”. Karena itulah Islam
dengan penuh perhatian mengatur urusan rumah tangga.
Ribuan
tahun yang silam, di Padang Arafah, saat haji wada’ Rasulullah menyampaikan
khotbah perpisahannya & perhatikan apa yang diwasiatkannya pada waktu itu,
“Wahai manusia, takutlah kepada Allah dalam urusan wanita, Sesungguhnya kamu
telah mengambil mereka sebagai isteri dengan amanat Allah. Dia halal-kan
kehormatan mereka dengan kalimat-Nya. Sesungguhnya kamu mempunyai hak atas
isterimu, dan isterimupun berhak atas kamu. Ketahuilah aku wasiatkan
kepada kalian untuk berbuat baik
terhadap isteri kalian. Mereka adalah penolong kalian. Mereka tidak memilih
apa-apa untuk dirinya dan kamupun tidak memilih apa-apa dari diri mereka selain
dari itu. Jika mereka apatuh kepadamu, janganlah kamu berbuat aniaya kepada
mereka”. (HR. Muslim dan Turmudzi)
Rasulullah
bersabda:
“Ada dua dosa yang akan didahulukan Allah siksanya di dunia
ini juga, yaitu: Al-bagyu dan
durhaka kepada orang tua”. (HR. Turmudzi, Bukhari dan Thabrani)
Al-bagyu
adalah berbuat sewenang-wenang, berbuat dzalim/aniaya terhadap orang lain.
Al-bagyu yang paling dimurkai Allah adalah berbuat dzalim kepada isteri
sendiri, yaitu menelantarkan isteri, menyakiti hatinya, merampas kehangatan
cintanya, merendahkan kehormatannya, mengabaikan dalam mengambil keputusan, dan
mencabut haknya untuk memperoleh kebahagiaan hidup bersama-sama. Karena itulah
Rasulullah mengukur tinggi rendahnya martabat seorang laki-laki dari cara ia
bergaul dengan isterinya, Nabi yang mulia bersabda: “Tidak akan memuliakan
wanita kecualli laki-laki yang mulia, dan tidak akan merendahkan wanita kecuali
laki-laki yang rendah pula”.
Pada
saat perahu rumah tangga bertubrukan dengan kerikil tajam, impian remaja telah
berganti menjadi kenyataan yang pahit, dan bukti-bukti harapan diguncangkan
gempa cobaan, tidak ada yang paling menyejukkan sang suami selain pemandangan
yang mengharukan. Ia bangun di malam hari, di dapatinya sang isteri tidak ada
di sampingnya. Tetapi, kemudian ia dengar suara yang sangat dikenalnya. Diatas
sajadah, diatas lantai yang dingin, ia menyaksikan seorang wanita bersujud.
Suaranya bergetar. Ia memohon agar Allah menganugerahkan pertolongan bagi
suaminya. Pada saat seperti itu sang suami akan mengangkat tangannya ke langit
dan bersamaan tetes-tetes air matanya ia berdoa:
“Ya
Allah, karuniakan kepada kami isteri dan keturunan yang menentramkan hati kami,
dan jadikanlah kami penghulu orang-orang yang bertaqwa”.
Suatu
saat Aisyah ra bercerita lama, setelah meninggalnya Khadijah ra. “Hampir setiap
kali Rasulullah akan keluar rumah, beliau meyebutkan nama Khadijah seraya
memujinya. Sehingga pada suatu hari ketika beliau menyebutkan lagi, timbul rasa
cemburuku dan kukatakan kepadanya, “Bukankah ia hanya seorang wanita yang sudah
tua, sedangkan Allah telah memberi pengganti yang lebih baik dari dia?”
Mendengar itu Rasulullah kelihatan sangat marah, sehingga bagian depan
rambutnya bergetar karenanya. Lalu ia berkata, “Tidak demi Allah! Aku tidak
mendapat pengganti yang lebih baik dari
dia…! Dia beriman kepadaku ketika orang lainn mendustakanku. Dia membantu
dengan hartaku ketika tak seorangoun selain diaa memberiku sesuatu dan Allah
telah menganugerahkan keturunan daripadanya dan tidak dari isteri-isteriku yang
lain” (Al Hadits)
“Bila seorang wanita meninggal dunia, dan suaminya ridho
sekali dengan tingkah lakunya semasa hidupnya, maka wanita itu masuk surga”.
(HR. Turmudzi dan Ibnu Majah)
Ya
Allah…
Sesungguhnya
Engkau Maha Mengetahui bahwa hati-hati ini telah berkumpul untuk mencurahkan
cinta hanya kepada-Mu, bertemu untuk taat kepada-Mu, bersatu dalam rangka
menyeru (di jalan)-Mu, dan berjanji setia untuk membela syariat-Mu maka
kuatkanlah ikatan pertaliannya.
Ya
Allah…
Abadikan
kasih sayangnya, tunjukkanlah jalannya dan penuhilah dengan cahaya-Mu yang
tidak pernah redup, lapangkanlah dadanya dengan limpahan iman dan keindahan
tawakal kepada-Mu, hidupkanlah dengan ma’rifat-Mu, dan matikanlah dalam keadaan
syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik
penolong. Amin. Dan semoga shalawat seta salam selalu tercurah kepada Mudammad
SAW, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya.
Ya
Allah…
Hari
ini dua hamba-Mu yang dhaif mematri janji di hadapan kebesaran-Mu. Kami tahu
tidak mudah untuk memelihara ikatan suci ini dalam naungan ridha dan
maghfirah-Mu. Kami tahu, amat berat bagi kami untuk mengayuh perahu rumah tangga
kami menghadapi taufan godaan di hadapan kami. Karena itulah, kami datang
memohon rahman dan rahim-Mu.
Tunjukilah
kami jalan yang lurus, jalan orang-orang yang lebih Engkau anugerahi
kenikmatan, bukanya jalan orang-orang yang Engkau timpai kemurkaan, bukan pula
jalan orang-orang yang Engkau tenggelam dalam kesesatan. Sinarilah hati kami
dengan cahaya petunjuk-Mu.
Terangilah
jalan kami dengan sinar taufik-Mu. Kalau Engkau berkenan menganugerahkan
nikmat-Mu atas kami, bantulah kami untuk banyak berdzikir dan bersyukur atas
nikmat-Mu itu. Hindari kami dari orang-orang yang terlena dalam kemewahan
dunia. Lembutkan hati kami untuk merasakan curahan rahmat-Mu.
Ya
Allah…
Indahkanlah
rumah kami dengan kalimat-kalimat-Mu yang suci. Suburkanlah kami dengan keturunan
yang membesarkan asma-Mu. Penuhi kami dengan amal shaleh yang Engkau ridhai.
Jadikan mereka Yaa…Allah teladan yang baik bagi manusia.
YaAllah…
Damaikanlah
pertengkaran di antara kami, pertautkan hati kami, dan tunjukkan kepada kami
jalan-jalan keselamatan. Selamatkan kami dari kegelapan kepada cahaya. Jauhkan
kami dari kejelekan yang tampak dan tersembunyi.
Ya
Allah…
Berkatilah
pendengaran kami, penglihatan kami, hati kami, suami/isteri kami, keturunan
kami dan ampunilah kami.
Sesungguhnya
Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Amiin…
0 komentar:
Post a Comment
monggo / silahkan beri komentarnya.