2/18/2014

MENJADI PEMIMPIN BUKAN MENJADI BOSS

Menjadi pemimpin bukan menjadi boss

Menjadi pemimpin bukanlah sebuah perkara mudah, yang bisa dilakukan sambil bersenda gurau. Untuk menjadi pemimpin juga tidak cukup hanya dengan memiliki keinginan. Karena seorang pemimpin pada hakikatnya adalah sebuah pondasi bagi suatu kaum atau organisasi. Bila pondasi suatu bangunan tidak kokoh, maka sudah dapat dipastikan bangunan tersebut tidak akan bertahan lama, pasti roboh. Bila bangunan sudah roboh, maka perkara untuk membangunnya kembali adalah hal yang sangat sulit sekali. Begitu pula dengan kepemimpinan. Pemimpin adalah sebuah pondasi dari sebuah perkumpulan atau organisasi, bila sang pemimpinnya lemah dah rapuh, sudah dapat dipastikan organisasi itu bermasalah dan mendekati kehancuran.. Dan bila sebuah organisasi sudah hancur dan rusak, maka untuk membangunnya kembali akan membutuhkan tenaga yang luar biasa keras, dan hal itu tidak mudah tentunya.

Lantas bagaimanakah caranya untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas??
Untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas dan mampu memimpin minimalnya harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1.       Mempunyai visi yang jelas, seorang pemimpin benar-benar sangat dituntut untuk memiliki tujuan atau visi yang jelas yang ingin dicapai oleh organisasinya ataupun dirinya sendiri, jika tak ada visi maka hanya akan menjadi orang yang bekerja tanpa arah dan kejelasan, maka akan sangat mudah digoyangkan dan dihancurkan. Tentu kita tidak menginginkan dipimpin oleh orang yang tidak tahu arah dan tujuan kepemimpinannya. Pemimpin harus memiliki visi yang jelas, akan dibawa kemana organisasi yang dipimpinnya.
2.       Dapat memberi inspirasi bagi orang lain yang dipimpinnya, dalam sebuah organisasi adanya seorang teladan sangat diharapkan untuk menjadi penyemangat dalam arah gerak organisasi tersebut. Peran ini adalah tanggung jawab seorang pemimpin, dimana ia harus bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawannya.
3.       Dapat berkomunikasi lisan dengan baik, Baik atau buruknya komunikasi pemimpin terhadap rekan-rekannya dapat mempengaruhi kinerja dari rekan-rekannya. Ketika pemimpin memberi arahan dengan tegas, ramah dan penuh empatik kepada rekan-rekannya, akan sangat berbeda dampaknya ketika pemipin itu memberi arahan dengan kasar, tidak jelas dan marah-marah. Ini semua akan berdampak pada hasil kinerja rekan-rekannya dan juga hubungan antara mereka.
4.       Tahan terhadap keadaan-keadaan genting, suatu saat dalam menjalani kepemimpinan pasti akan menemui permasalahan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pemimpin harus siap dengan keadaan yang sesuai dengan harapannya dan keadaan yang tidak sesuai dengan harapannya. Pemimpin tidak boleh panik, pemimpin harus bisa menjadi tempat akhir untuk mengambil keputusan. Pemimpin harus siap dan bisa memberikan keputusan di saat segenting apa pun.
5.       Dapat memotivasi diri dan orang lain, setelah kita mempunyai visi, maka kita harus mengejar agar visi kita itu tercapai. Dalam pencapaiannya akan banyak sekali rintangan dan halangan yang siap melemahkan bahkan menghancurkan. Dibutuhkan motivasi yang kuat untuk melewati itu semua. Seperti halnya iman, motivasi pun kadang naik dan turun, disinilah peran pemimpin dituntut untuk bisa memotivasi dirinya terlebih dahulu dan memotivasi kawan-kawannya kemudian. Karena tidak mungkin kita bisa memotivasi orang lain sedangkan diri kita dalam keadaan lemah dan tanpa motivasi.
Mungkin terkadang kita bingung, apa benar kita sudah menjadi seorang PEMIMPIN atau ternyata kita hanya seorang BOSS. Pertanyaan seperti ini biasanya akan sering keluar ketika kita sudah mendapat amanah atau jabatan kepemimpinan formal dimanapun dan apapun. Berikut ini adalah bebrapa perbedaan antara Boss dan Pemimpin.
Boss mengendalikan anak buahnya
Pemimpin menginspirasikan anak buahnya
Boss mengandalkan kekuasaan
Pemimpin mengandalkan kerjasama
Boss menimbulkan ketakutan
Pemimpin menimbulkan respect/ rasa hormat
Boss menyalahkan
Pemimpin menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan
Boss berkata “saya”
Pemimpin berkata “kita”
Boss tergantung kekuasaan
Pemimpin tergantung kebijakan
Boss melihat hal yang terjadi
Pemimpin melihat bagaimana hal itu terjadi
Boss melihat siapa yang bersalah
Pemimpin melihat apa yang salah
Pemimpin sangat berbeda sekali dengan seorang boss. Boss hanya akan mempertimbangkan untung dan rugi dari hasil kerja orang-orang yang dibawahnya demi tercapainya tujuannya, tanpa peduli apa yang sedang dirasakan oleh orang yang di bawahnya. Sedangkan pemimpin selain mempertimbangkan hal tersebut juga akan mempertimbangkan orang-orang yang dipimpinnya. Maka dari itu seorang pemimpin akan selalu dekat dengan kata adil dan bijak. Adil dalam mengambil keputusan dengan tegas tanpa pandang bulu namun tidak memberatkan rekan-rekan yang dipimpinnya, dan bijak dalam menyikapi setiap permasalahan.
Pemimpin akan dihargai oleh bawahnnya bukan karena jabatnnya sebagai seorang kepala atau ketua, tapi pemimpin akan dihargai karena sikapnya yang adil dan bijaksana. Sehingga dengan adil dan bijaksana tersebut akhirnya melahirkan sikap respect, simpati dan hormat dari bawahannya yang dipimpinnya.

Lantas, apakah kita telah pantas menjadi seorang pemimpin yang baik??? Mudah-mudahan kita diberikan motivasi yang kuat untuk belajar dan terus belajar memperbaiki diri kita, dan menjadi pemimpin yang lebih baik.
Ya allah maafkanlah hambamu ini jika dalam hamba memimpin masih banyak salah oleh karena itu bimbinglah langkah hamba menuju keridhaanmu, dan saya mohon maaf kepada yang saya pimpin atas khilah dan salah dalam memimpin

0 komentar:

Post a Comment

monggo / silahkan beri komentarnya.