2/24/2013

Indahnya Kebersamaan…


Indahnya Kebersamaan…

Hehehe… Aa’ Gym banget neh… Tapi, Insya Allah Aa’ Gym juga nggak keberatan kok kalau kata-kata itu menjadi sebuah inspirasi tulisan ini. Bukan begitu A’?!
Tak dapat dipungkiri bahwa kita hidup tak sendiri. Tanpa kita sadari, kita hidup memerlukan keteladanan seseorang. Mulai dari ayah dan ibu kita, sampai kepada tokoh yang kita segani. Betul nggak bro?! So pasti keteladanan tertinggi tetap berada pada diri Rasulullah saw…

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al Ahzab:21)

So, hubungannya dengan indahnya kebersamaan?!   
Sahabat… mari kita kilas balik perjalanan hidup kita hingga saat kamu membaca tulisan ini, tentu banyak orang di balik layar yang mengantarkan kita pada kondisi seperti ini. Kondisi apa pun itu…
Buat kamu-kamu yang terbiasa aktif dalam sebuah organisasi atau perkumpulan yang melibatkan banyak orang, tentu ini bukanlah hal yang baru.
Ini tentang sebuah kebersamaan, kebersamaan yang tak hanya dibangun karena perasaan senasib sepenanggungan. Melainkan lebih kepada kebutuhan kita sebagai manusia, yang juga tak lepas dari peran orang lain. Kebersamaan yang membuat kita lebih berarti bagi yang lain, begitu pun sebaliknya. Kebersamaan yang mampu membuatmu lebih hidup sebab ukhuwah yang dirasa menjadikanmu bersyukur, atas pilihan dan kesempatan.

Bagi sebagian orang, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana untuk menambah kualitas diri.
Menyadari, bahwa kita adalah manusia yang tak luput dari kekurangan. Kebersamaan dijadikannya sebagai sarana untuk melengkapi kekurangan masing-masing, sebab kita dapat belajar dari kelebihan dan kekurangan orang lain sehingga diri kita menjadi lebih mantap dalam menghadapi kehidupan yang fana ini. Menghadapi semua masalah yang bukan merupakan masalah. Masih ingat bahasan La Tahzaan… kemarin kan?! So pasti belajar dalam hal apapun. Untuk itu sahabat…mari kita bersama berdo‘a semoga kita menemui kondisi terbaik kita saat menemui-Nya.

Bagi sebagian lainnya, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Menyadari, bahwa kita manusia yang tak luput dari salah dan khilaf. Kebersamaan dijadikan sebagai sarana untuk saling mengkoreksi diri. Who knows?! Seorang sahabat dalam tulisannya menuturkan,

“Seringkali kita bisa bercermin diri dari aktivitas orang lain yang bersama-sama dengan kita beraktivitas, dan itu lebih efektif.”

Senantiasa saling mengingatkan apabila ada sesuatu yang tak sesuai, tidak tepat pada tempatnya. Lagi-lagi untuk itu sahabat…marilah kita bersama berdo‘a, semoga Allah memberikan kesempatan untuk kita memperbaiki diri dari waktu ke waktu dan meridhoi segala usaha kita dalam menemukan kondisi terbaik kita untuk-Nya.

Agar kebersamaan menjadi lebih indah…
  • Jangan berdiam diri, sebab berdiam diri tidak akan menghasilkan sesuatu. Senantiasa libatkan dirimu dalam aktivitas-aktivitas tertentu, terlebih pada aktivitas yang melibatkan orang banyak.
  • Kenali dirimu lebih baik lagi, kenali apa saja yang kamu butuhkan. Yang hal itu hanya dimiliki oleh orang lain, sehingga memacumu untuk senantiasa belajar menambah kualitas diri. Ingat bro, belajar nggak hanya pada mata kuliah saja tetapi juga pada kehidupan yang sedang kita jalani ini.
  • Jangan remehkan orang-orang di sekitar kita, bisa jadi dia lebih baik dari kamu. Rasulullah bahkan pernah belajar dari seorang anak kecil, so… “Don‘t judge the book by the cover..” hehehe… kayaknya kenal deh dengan kata-kata iniJ
  • Terus belajar bro… jangan pernah bosan, jangan pernah puas dengan kualitas diri yang belum optimal tergali. Bagaimana mungkin kita akan menemui kondisi terbaik jika usaha belumlah maksimal…
  • Tetaplah bersyukur… tetaplah bersyukur atas apa yang Allah kasih, kekurangan dan kelebihan kita sudah ada porsinya… Jangan memaksakan diri bila tetap tak sesuai dengan kemampuan, optimalisasikan saja apa yang kamu punya.

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran:103)

Afwan atas semua khilaf. Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat…

Putri Salsabil















29 September 2006, di pertautan hati…

Duhai Allah…

Karuniakanlah cinta kepadaku
Sehingga kumencintai-Mu
Dan Kau pun mencintaiku

Karuniakanlah cinta kepadaku
Cinta kepada amalan-amalan yang membuat-Mu mencintaiku
Dan bertambah cintaku pada-Mu

Dan karuniakanlah pula cinta kepadaku
Cinta orang-orang yang mencintai-Mu
Sehingga Kau pun mencintaiku
Dan bertambah cintaku pada-Mu

Sungguh…

Tak pantas kuberharap lebih
Tak pantas kumeminta sesuatu yang telah pasti
Tak pantas kuberbangga diri
Takkan pernah pantas…

Sungguh…

Biarkan ku khusyuk dalam sepi
Biarkan kurengkuh cinta-Mu saja dalam hati
Biarkan kucukupkan diri untuk dekat pada-Mu Rabbi
Biarkan aku…

Hingga akhirnya, semua dirasa indah…

0 komentar:

Post a Comment

monggo / silahkan beri komentarnya.