Indahnya Kebersamaan…
Hehehe… Aa’ Gym banget neh… Tapi,
Insya Allah Aa’ Gym juga nggak keberatan kok kalau kata-kata itu menjadi sebuah
inspirasi tulisan ini. Bukan begitu A’?!
Tak dapat dipungkiri bahwa kita
hidup tak sendiri. Tanpa kita sadari, kita hidup memerlukan keteladanan
seseorang. Mulai dari ayah dan ibu kita, sampai kepada tokoh yang kita segani.
Betul nggak bro?! So pasti keteladanan tertinggi tetap berada pada diri
Rasulullah saw…
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al Ahzab:21)
So, hubungannya dengan indahnya kebersamaan?!
Sahabat… mari kita kilas balik
perjalanan hidup kita hingga saat kamu membaca tulisan ini, tentu banyak orang
di balik layar yang mengantarkan kita pada kondisi seperti ini. Kondisi apa pun
itu…
Buat kamu-kamu yang terbiasa
aktif dalam sebuah organisasi atau perkumpulan yang melibatkan banyak orang,
tentu ini bukanlah hal yang baru.
Ini tentang sebuah kebersamaan,
kebersamaan yang tak hanya dibangun karena perasaan senasib sepenanggungan.
Melainkan lebih kepada kebutuhan kita sebagai manusia, yang juga tak lepas dari
peran orang lain. Kebersamaan yang membuat kita lebih berarti bagi yang lain,
begitu pun sebaliknya. Kebersamaan yang mampu membuatmu lebih hidup sebab
ukhuwah yang dirasa menjadikanmu bersyukur, atas pilihan dan kesempatan.
Bagi sebagian orang, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana untuk
menambah kualitas diri.
Menyadari, bahwa kita adalah
manusia yang tak luput dari kekurangan. Kebersamaan dijadikannya sebagai sarana
untuk melengkapi kekurangan masing-masing, sebab kita dapat belajar dari
kelebihan dan kekurangan orang lain sehingga diri kita menjadi lebih mantap
dalam menghadapi kehidupan yang fana ini. Menghadapi semua masalah yang bukan
merupakan masalah. Masih ingat bahasan La
Tahzaan… kemarin kan?!
So pasti belajar dalam hal apapun. Untuk itu sahabat…mari kita bersama berdo‘a
semoga kita menemui kondisi terbaik kita saat menemui-Nya.
Bagi sebagian lainnya, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana
untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Menyadari, bahwa kita manusia
yang tak luput dari salah dan khilaf. Kebersamaan dijadikan sebagai sarana untuk
saling mengkoreksi diri. Who knows?! Seorang sahabat dalam tulisannya
menuturkan,
“Seringkali kita bisa bercermin diri dari aktivitas orang lain yang
bersama-sama dengan kita beraktivitas, dan itu lebih efektif.”
Senantiasa saling mengingatkan
apabila ada sesuatu yang tak sesuai, tidak tepat pada tempatnya. Lagi-lagi untuk
itu sahabat…marilah kita bersama berdo‘a, semoga Allah memberikan kesempatan
untuk kita memperbaiki diri dari waktu ke waktu dan meridhoi segala usaha kita
dalam menemukan kondisi terbaik kita untuk-Nya.
Agar kebersamaan menjadi lebih indah…
- Jangan berdiam diri, sebab berdiam diri tidak akan menghasilkan sesuatu. Senantiasa libatkan dirimu dalam aktivitas-aktivitas tertentu, terlebih pada aktivitas yang melibatkan orang banyak.
- Kenali dirimu lebih baik lagi, kenali apa saja yang kamu butuhkan. Yang hal itu hanya dimiliki oleh orang lain, sehingga memacumu untuk senantiasa belajar menambah kualitas diri. Ingat bro, belajar nggak hanya pada mata kuliah saja tetapi juga pada kehidupan yang sedang kita jalani ini.
- Jangan remehkan orang-orang di sekitar kita, bisa jadi dia lebih baik dari kamu. Rasulullah bahkan pernah belajar dari seorang anak kecil, so… “Don‘t judge the book by the cover..” hehehe… kayaknya kenal deh dengan kata-kata iniJ
- Terus belajar bro… jangan pernah bosan, jangan pernah puas dengan kualitas diri yang belum optimal tergali. Bagaimana mungkin kita akan menemui kondisi terbaik jika usaha belumlah maksimal…
- Tetaplah bersyukur… tetaplah bersyukur atas apa yang Allah kasih, kekurangan dan kelebihan kita sudah ada porsinya… Jangan memaksakan diri bila tetap tak sesuai dengan kemampuan, optimalisasikan saja apa yang kamu punya.
Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada
tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat
Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah
mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara,
sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran:103)
Afwan atas
semua khilaf. Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat…
Putri Salsabil
29 September 2006, di
pertautan hati…
Duhai Allah…
Karuniakanlah
cinta kepadaku
Sehingga
kumencintai-Mu
Dan Kau pun
mencintaiku
Karuniakanlah
cinta kepadaku
Cinta kepada
amalan-amalan yang membuat-Mu mencintaiku
Dan bertambah
cintaku pada-Mu
Dan
karuniakanlah pula cinta kepadaku
Cinta
orang-orang yang mencintai-Mu
Sehingga Kau
pun mencintaiku
Dan bertambah
cintaku pada-Mu
Sungguh…
Tak pantas
kuberharap lebih
Tak pantas
kumeminta sesuatu yang telah pasti
Tak pantas
kuberbangga diri
Takkan pernah
pantas…
Sungguh…
Biarkan ku
khusyuk dalam sepi
Biarkan
kurengkuh cinta-Mu saja dalam hati
Biarkan kucukupkan
diri untuk dekat pada-Mu Rabbi
Biarkan aku…
Hingga
akhirnya, semua dirasa indah…
0 komentar:
Post a Comment
monggo / silahkan beri komentarnya.