Menjadi pemimpin bukan menjadi boss
Menjadi pemimpin bukanlah sebuah perkara
mudah, yang bisa dilakukan sambil bersenda gurau. Untuk menjadi pemimpin juga
tidak cukup hanya dengan memiliki keinginan. Karena seorang pemimpin pada
hakikatnya adalah sebuah pondasi bagi suatu kaum atau organisasi. Bila pondasi
suatu bangunan tidak kokoh, maka sudah dapat dipastikan bangunan tersebut tidak
akan bertahan lama, pasti roboh. Bila bangunan sudah roboh, maka perkara untuk
membangunnya kembali adalah hal yang sangat sulit sekali. Begitu pula dengan
kepemimpinan. Pemimpin adalah sebuah pondasi dari sebuah perkumpulan atau
organisasi, bila sang pemimpinnya lemah dah rapuh, sudah dapat dipastikan
organisasi itu bermasalah dan mendekati kehancuran.. Dan bila sebuah organisasi
sudah hancur dan rusak, maka untuk membangunnya kembali akan membutuhkan tenaga
yang luar biasa keras, dan hal itu tidak mudah tentunya.
Lantas
bagaimanakah caranya untuk menjadi seorang pemimpin yang berkualitas??
Untuk
menjadi seorang pemimpin yang berkualitas dan mampu memimpin minimalnya harus
memiliki kriteria sebagai berikut:
1.
Mempunyai visi yang jelas,
seorang pemimpin benar-benar sangat dituntut untuk memiliki tujuan atau visi
yang jelas yang ingin dicapai oleh organisasinya ataupun dirinya sendiri, jika
tak ada visi maka hanya akan menjadi orang yang bekerja tanpa arah dan
kejelasan, maka akan sangat mudah digoyangkan dan dihancurkan. Tentu kita tidak
menginginkan dipimpin oleh orang yang tidak tahu arah dan tujuan
kepemimpinannya. Pemimpin harus memiliki visi yang jelas, akan dibawa kemana
organisasi yang dipimpinnya.
2.
Dapat memberi inspirasi bagi
orang lain yang dipimpinnya, dalam sebuah organisasi adanya seorang teladan
sangat diharapkan untuk menjadi penyemangat dalam arah gerak organisasi
tersebut. Peran ini adalah tanggung jawab seorang pemimpin, dimana ia harus
bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawannya.
3.
Dapat berkomunikasi lisan dengan
baik, Baik atau buruknya komunikasi pemimpin terhadap rekan-rekannya dapat
mempengaruhi kinerja dari rekan-rekannya. Ketika pemimpin memberi arahan dengan
tegas, ramah dan penuh empatik kepada rekan-rekannya, akan sangat berbeda
dampaknya ketika pemipin itu memberi arahan dengan kasar, tidak jelas dan
marah-marah. Ini semua akan berdampak pada hasil kinerja rekan-rekannya dan
juga hubungan antara mereka.
4.
Tahan terhadap keadaan-keadaan
genting, suatu saat dalam menjalani kepemimpinan pasti akan menemui
permasalahan yang tidak diduga-duga sebelumnya. Pemimpin harus siap dengan
keadaan yang sesuai dengan harapannya dan keadaan yang tidak sesuai dengan
harapannya. Pemimpin tidak boleh panik, pemimpin harus bisa menjadi tempat
akhir untuk mengambil keputusan. Pemimpin harus siap dan bisa memberikan
keputusan di saat segenting apa pun.
5.
Dapat memotivasi diri dan orang
lain, setelah kita mempunyai visi, maka kita harus mengejar agar visi kita itu
tercapai. Dalam pencapaiannya akan banyak sekali rintangan dan halangan yang
siap melemahkan bahkan menghancurkan. Dibutuhkan motivasi yang kuat untuk
melewati itu semua. Seperti halnya iman, motivasi pun kadang naik dan turun,
disinilah peran pemimpin dituntut untuk bisa memotivasi dirinya terlebih dahulu
dan memotivasi kawan-kawannya kemudian. Karena tidak mungkin kita bisa
memotivasi orang lain sedangkan diri kita dalam keadaan lemah dan tanpa
motivasi.
Mungkin
terkadang kita bingung, apa benar kita sudah menjadi seorang PEMIMPIN atau
ternyata kita hanya seorang BOSS. Pertanyaan seperti ini biasanya akan sering
keluar ketika kita sudah mendapat amanah atau jabatan kepemimpinan formal
dimanapun dan apapun. Berikut ini adalah bebrapa perbedaan antara Boss dan
Pemimpin.
Boss
mengendalikan anak buahnya
Pemimpin menginspirasikan anak buahnya
Boss
mengandalkan kekuasaan
Pemimpin mengandalkan kerjasama
Boss
menimbulkan ketakutan
Pemimpin menimbulkan respect/ rasa hormat
Boss
menyalahkan
Pemimpin menyelesaikan masalah dan memperbaiki kesalahan
Boss
berkata “saya”
Pemimpin berkata “kita”
Boss
tergantung kekuasaan
Pemimpin tergantung kebijakan
Boss
melihat hal yang terjadi
Pemimpin melihat bagaimana hal itu terjadi
Boss
melihat siapa yang bersalah
Pemimpin melihat apa yang salah
Pemimpin
sangat berbeda sekali dengan seorang boss. Boss hanya akan mempertimbangkan
untung dan rugi dari hasil kerja orang-orang yang dibawahnya demi tercapainya
tujuannya, tanpa peduli apa yang sedang dirasakan oleh orang yang di bawahnya.
Sedangkan pemimpin selain mempertimbangkan hal tersebut juga akan
mempertimbangkan orang-orang yang dipimpinnya. Maka dari itu seorang pemimpin
akan selalu dekat dengan kata adil dan bijak. Adil dalam mengambil keputusan
dengan tegas tanpa pandang bulu namun tidak memberatkan rekan-rekan yang
dipimpinnya, dan bijak dalam menyikapi setiap permasalahan.
Pemimpin
akan dihargai oleh bawahnnya bukan karena jabatnnya sebagai seorang kepala atau
ketua, tapi pemimpin akan dihargai karena sikapnya yang adil dan bijaksana.
Sehingga dengan adil dan bijaksana tersebut akhirnya melahirkan sikap respect,
simpati dan hormat dari bawahannya yang dipimpinnya.
Lantas,
apakah kita telah pantas menjadi seorang pemimpin yang baik??? Mudah-mudahan
kita diberikan motivasi yang kuat untuk belajar dan terus belajar memperbaiki
diri kita, dan menjadi pemimpin yang lebih baik.
Ya allah maafkanlah hambamu ini jika dalam hamba memimpin masih banyak salah oleh karena itu bimbinglah langkah hamba menuju keridhaanmu, dan saya mohon maaf kepada yang saya pimpin atas khilah dan salah dalam memimpin