Dulu
Presiden Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), DR Eggi Sudjana SH Msi
mensinyalir, bahwa bencana yang menimpa NAD dan sekitarnya bukanlah gempa dan
gelombang tsunami yang sesungguhnya. Akan tetapi sebuah gelombang bom
termonuklir yang sengaja diledakkan di bawah laut.
Pendapat
Eggi tersebut dikemukakan kepada Wawasan, usai dialog menyoal seratus hari
pemerintahan SBY, di kantor pengacara Taufik SH di Solo. “Melalui pendapat dan
analisa yang dikemukakan pakar nuklir independen asal Australia Joe Vialls,
saya sepakat, bahwa ada indikasi kuat Amerika dengan dua kapal perangnya satu
diantaranya bernama USS Abraham Lincoln, berada di balik tragedi itu,” katanya.
Menurut
Eggi, sebelum terjadi bencana itu, Amerika telah mengeluarkan travel warning
kepada warganya agar tidak berkunjung ke Indonesia. Sementara masuknya kapal
induk asing, cukup mengundang pertanyaan, kenapa diperbolehkan oleh pemerintah
kita. Dengan kata lain, Jakarta tahu benar akan keberadaan kapal asing di
perairan kita.
“Ada
temuan kejanggalan lagi, CNN selama ini memberitakan bahwa pusat gempa terjadi
di dekat pulau We. Sementara yang terjadi sesungguhnya di dekat pulau Nias
dengan kekuatan gempa hanya 5,4 skala richter. Namun yang terjadi adalah sebuah
gelombang susulan dengan kekuatan yang lebih dahsyat. Ironisnya, perusahaan AS
Exxon yang ada di sana, luput dari bencana itu. Sehingga ada dugaan keras, ada
senjata pemusnah massal yang diarahkan ke sana,” paparnya.
Usai
kejadian itu, lanjut dia, tentara AS di kapal induk USS Abraham Lincoln yang
jumlahnya 15.600 personil langsung diterjunkan. Sementara Kopassus dan Pasukan
Reaksi Cepat (PRC), yang fungsinya sebagai penanggulangan bencana sama sekali
tak diturunkan. Sementara India, Srilanka dan Thailand menolak kehadiran
tentara asing itu. Televisi Al Jazeera pernah menyiarkan, bahwa bencana di Aceh
bukanlah akibat gelombang tsunami. Akan tetapi sebuah bom helium yang bersifat
halus namun mematikan.
“Kami
menduga India memang sudah tahu akan adanya bencana itu. Karena negara itu
justru punya pencatat gempa, yang bisa membedakan mana gempa sungguhan dan mana
gempa buatan. Di India di Tamil Nadu, merupakan pusat nuklir. Sehingga sudah
terdeteksi dulu.”
Menurut
Eggi, Joe Vialls tahu benar senjata termonuklir yang diledakkan di bawah laut
akan menimbulkan gelombang dahsyat. Sementara jika tsunami, ketinggian
gelombang maksimal, tidak akan mencapai seperti yang terjadi di Aceh. “Sejarah
juga mencatat, selamanya tsunami tidak berdampak membakar korbannya, karena
air. Namun sempat ditemukan tiga orang anak nelayan Aceh yang terbakar dengan
tubuh penuh oli.”
Disinggung
rencana besar apa di balik itu, Eggi mengatakan, AS ingin menjadikan pangkalan
militernya di Aceh. Hal itu dikuatkan dengan ditolaknya percepatan militer itu
untuk segera mengakhiri bantuannya di sana. Aceh juga akan dijadikan jaringan
pasar bebas perdagangan AS. “Dalam kontek ini, SBY lemah, intelijen kita juga
lemah. Apalagi TNI,” jelasnya.
Nah
gimana menurut teman2 apa tsunami aceh itu mutlak bencana alam atau memang ada
Negara adikuasa yang merancang semuannya.
Seperti
keadaan sekarang, beberapa negeri muslim di timur tengah bisa mendadak kacau
secara bersamaan.
Berita ini bersumber dari sebuah situs, silahkan lihat disini
0 komentar:
Post a Comment
monggo / silahkan beri komentarnya.