Asuransi Prudential Syariah

Prudential Syariah adalah produk dari Prudential yang menanggulangi resiko dan membantu mengelola dana nasabah berbasis syariah.by: agen pru syariah/ainal mardhiah 00626435(HP:0813 6064 4601)

Menabung dan berasuransilah diprudential Syariah

Tempat terbaik untuk keluarga anda, saudara anda untuk berinvestasi, menabung dan asuransi kesehatan, pendidikan, modal, pensiun..

Percetakan " UMMI GRAFIKA " Banda Aceh

menerima permintaan percetaan dan desain bagi kebutuhan pribadi, kantor, lembaga, instansi anda.

Mari bersama meraih sukses

kadang kita sebagai manusia sering mengalami kegagalan,dan terkadang motivasi yang ada dalam diri kita pun menurun.namun ada diantara kita yang mempunyai motivasi besar namun motivasi itu mati karena dibunuh oleh diri kita sendiri.

Semoga Allah memberkahi kita

Doa adalah senjata muslim, mari berdoa meraih ridho allah semoga allah mengabulkan.

2/28/2013

Agar Si Kecil Suka Membaca



Agar Si Kecil Suka Membaca
oleh: Rita Prasetiani, S.sos
Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Indonesia

"Iqro"…….'Bacalah……'. Petikan ayat Al-Qur'an yang pertama kali diturunkan Allah SWT sebagai wahyu yang harus disampaikan Rasulullah saw., kepada manusia. Ayat ini mengandung perintah bagi manusia untuk senantiasa membaca dan belajar karena dengan membaca manusia akan lebih mengenal lingkungannya dan menambah pengetahuannya.



--------------------------------------------------------------------------------

Begitu pentingnya kegiatan membaca sehingga kita seharusnya memiliki minat yang tinggi terhadap kegiatan membaca. Ketertarikan terhadap membaca bukanlah suatu hal yang dapat tumbuh seketika tetapi merupakan proses yang membutuhkan waktu dan latihan yang kontinyu. Oleh karena itu minat baca seharusnya ditumbuhkan sejak anak masih kecil. Bahkan sebenarnya minat baca dapat dipupuk mulai sang anak masih di dalam kandungan. Banyak ibu yang 'mengajak' janinnya membaca dengan membacakan cerita apa saja seperti cerita nabi atau cerita sahabat nabi.


Kini, banyak orang tua yang sudah mulai menyadari pentingnya menumbuhkan minat baca pada anak. Kegiatan ini biasanya dimulai pada fase usia prasekolah. Masa ini merupakan fase yang sangat penting dan serius karena merupakan fase dasar dan pembinaan yang menjadi bekal untuk fase-fase kehidupan anak berikutnya.


Biasanya para orang tua kini memasukkan putra-putrinya yang berusia pra sekolah ke kelompok bermain atau play group dengan tujuan agar si upik kelak sudah mempunyai bekal dan tidak terlalu kesulitan untuk bersosialisasi dengan suasana sekolah di sekolah dasar.


Bahkan banyak sekolah TK atau kelompok belajar yang mengajarkan membaca pada anak prasekolah dengan harapan agar mereka dapat dengan mudah mengikuti pelajaran di sekolah dasar.


Sebenarnya memasukkan anak ke kelompok bermain atau sekolah TK bukanlah alternatif utama untuk mengenalkan kegiatan membaca pada si kecil, terutama bagi orang tua yang kurang mampu. Ayah dan Ibu dapat melakukannya sendiri di rumah dengan merancang berbagai aktivitas yang melibatkan orang tua dan anak. Memang tidak ada salahnya memasukkan anak ke kelompok bermain tersebut tetapi orang tua tetap meluangkan waktu untuk mengajari anak di rumah sehingga jalinan kasih sayang antara orang tua dan anak tetap terjaga dan si kecil bertambah pandai.

Berikut ini ada beberapa kiat yang dapat dilakukan orang tua untuk membuat si upik 'keranjingan' membaca.


1. Tujuan merangsang minat baca


Sebelum mengajak anak kita membaca seharusnya orang tua mengerti terlebih dahulu mengapa anak harus berminat pada kegiatan membaca. Anak yang gemar membaca kelak akan mempunyai rasa kebahasaan yang tinggi. Mereka akan berbicara, menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik. Membaca akan memberikan wawasan yang luas dan beragam dan memudahkan anak dalam mempelajari segala hal.
Selain tujuan di atas, ada lagi yang patut diingat bahwa merangsang minat baca di usia pra sekolah bukanlah menyulap si upik agar pandai membaca tetapi mendorong anak untuk mencintai dan menyenangi buku. Pada usia ini umumnya anak belum cukup matang untuk sampai ke tahap membaca karena kegiatan membaca sangat komplek bagi anak.


2. Ajaklah anak ke toko buku sesering mungkin dan biarkan mereka membeli buku yang mereka inginkan.


Anak-anak biasanya menyenangi buku-buku yang baru, bersih, dan tidak kumal. Orang tua tidak harus membeli semua buku yang ada di toko. Orang tua harus tetap mendampingi anak ketika anak memilih buku yang mereka inginkan sehingga kita tahu buku seperti apa yang anak kita baca. Jadi, ketika kita pergi ke supermarket, luangkan waktu untuk mampir ke toko buku dan belikan minimal sebuah buku dan tidak perlu mahal. Hal ini mengajarkan anak bahwa buku itu sama pentingnya dengan telur, sayur mayur, susu, dan lain-lain.


3. Belilah sebanyak mungkin buku-buku bergambar dan berwarna menarik di bursa muku murah atau pasar loak.


Kita dapat menemukan buku-buku yang masih bagus dengan harga murah di bursa buku murah atau di pasar loak. Tujuan yang paling utama dari kegiatan ini adalah untuk menyediakan buku untuk anak sebanyak-banyaknya di rumah. Biarkan anak-anak kita memotong atau menggunting, bahkan mengoleskan selai pada buku, walaupun kita berharap mereka membacanya, yang penting anak kita mulai memperhatikan buku-buku yang kita sediakan.


4. Sisihkan lebih banyak uang untuk membeli buku daripada untuk menyewakan kaset video atau film.


Kegiatan membeli buku membutuhkan tambahan anggaran pada uang belanja orang tua. Jika kita ingin anak-anak kita menyukai buku maka tidak ada salahnya kita mempunyai anggaran khusus, walaupun tidak harus banyak, untuk membeli buku baik untuk anak juga untuk kita sendiri. Jangan biarkan usaha kita menjadi sia-sia karena anak-anak kita lebih suka menonton film kartun yang terdapat pada kaset video yang kita pinjam daripada membaca buku.


5. Jadikan saat membacakan cerita merupakan waktu yang menyenangkan bagi anak.


Anak-anak suka sekali meminta orang tua membacakan cerita bagi mereka. Agar kegiatan membacakan cerita menjadi saat yang mengasyikkan, maka biarkan anak memilih buku atau cerita apa yang ingin kita bacakan untuk mereka. Kemudian ciptakan suasana santai dan kegembiraan dengan bercanda sambil membacakan cerita, menirukan berbagai suara sesuai dengan karakter tokoh cerita, dan lain-lain. Saat-saat menyenangkan ketika membacakan cerita tidak hanya membantu anak merasakan pesona dan keceriaan yang terkandung dalam buku, tetapi juga membantu mereka memperoleh kemampuan untuk memahami 'bahasa buku'.


6. Merancang kegiatan yang melibatkan buku.


Selain membacakan cerita, kita bisa merancang bergai aktivitas yang melibatkan buku seperti buatlah mereka mendongengkan cerita pada boneka-boneka mereka sebelum tidur. Bermain tentang kegiatan di toko buku atau perpustakaan, atau merancang drama dari satu cerita anak kemudian anak-anak kita akan memerankannya. Hal ini bertujuan agar mereka melibatkan buku dalam menu kegiatan mereka keseharian yaitu bermain. Kegiatan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan aktivitas membaca bersama teman-temannya. Jika anak sudah mulai bisa membaca dan mengenal huruf, buatlah aktivitas permainan seperti tebak-tebakan huruf, atau mencoba menuliskan beberapa daftar belanjaan yang mudah dan mintalah mereka membelikannya ke warung yang terdekat dan memberi tanda pada nama barang yang sudah dibeli. Hal ini untuk memberikan kepercayaan pada anak karena anak-anak sangat senang jika diberikan kepercayaan oleh orang tuanya.


7. Mengenalkan dan Mengasosiasikan huruf-huruf


Kegiatan lain yang dapat menggiring anak untuk dapat membaca setelah menyenangi buku adalah mengenalkan anak-anak pada huruf-huruf. Proses ini membutuhkan kesabaran orang tua karena kegiatan ini dilakukan secara bertahap.

Beberapa cara berikut dapat dicoba untuk mengenalkan huruf pada anak:


• Orang tua dapat mengenalkan huruf-huruf yang berkaitan dengan lingkungan yang terdekat dengan anak seperti mengeja kata 'Ayah' , 'Ibu' , nama sendiri, nama kakak, adik, nama boneka kesayangannya, dan lain-lain. Hal ini bertujuan agar anak lebih mudah dan cepat mengenal atau mengingat huruf yang diperkenalkan.


• Huruf-huruf vokal adalah huruf-huruf yang mudah sehingga baik untuk diperkenalkan pertama kali.


• Ketika membacakan cerita, mintalah anak menunjukkan huruf yang sama dalam majalah, atau buku.


• Orang tua dapat membeli mainan berupa huruf-huruf yang terbuat dari plastik atau membuatnya sendiri dari bahan-bahan sederhana seperti kertas atau karton. Kegiatan membuat huruf ini dapat melibatkan anak misalnya dengan mewarnai huruf yang kita buat atau jika sudah lebih besar dapat membantu menggunting huruf-huruf yang kita buat.


• Orang tua dapat mengasosiasikan huruf yang akan diperkenalkan dengan benda yang tersedia, seperti mengasosiasikan huruf M dengan meja berkaki tiga, huruf I dengan lidi, dan lain-lain. Semuanya tentu membutuhkan kreativitas orang tuanya.


8. Bermain di luar


Sesekali ajaklah si kecil bermain dan berjalan-jalan di luar sambil membawa alat-alat gambar atau gambar yang sudah ada sehingga anak dapat mencocokkan apa yang telah mereka pelajari. Ajaklah anak untuk menyebutkan dan menuliskan nama bunga misalkan, dan memperkenalkan warnanya. Pada kegiatan ini orang tua harus siap dan meluangkan waktu untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan anak tentang apa yang dilihatnya. Cara ini juga untuk melatih anak belajar menganalisa sesuatu dan memberikan sikap penghargaan kepada anak.


9. Bacakan dan belikan buku-buku komik yang mudah pada anak-anak.


Komik adalah buku bacaan yang sangat menarik karena terdapat gambar-gambar yang menarik perhatian anak. Kini sudah banyak terdapat komik-komik islami yang baik untuk anak. Orang tua harus berhati-hati jika suatu ketika anak memilih buku komik sebagai bahan bacaan mereka karena banyak komik yang isinya bukanlah konsumsi anak-anak seperti komik Crayon Shincan, atau komik-komik cerita remaja.


10. Bersikaplah sangat antusias dalam upaya awal mengajak anak membaca.


Tunjukkanlah semangat anda untuk menggiring anak untuk membaca, dengan memberikan pujian dan kesungguhan melakukan bebagai aktivitas yang melibatkan buku. Berlatih akan suatu hal -dalam hal ini membaca- merupakan sesuatu yang berat. Pujian dan dorongan orang tua dapat membantu anak meringankan beban mereka. Mereka akan merasa bahwa hasil jerih payahnya untuk menghargai dan mencintai buku dihargai dan diperhatikan. Jadi, kita bisa mengatakan bahwa kita merasa senang ketika anak-anak kita mulai membaca dan memberikan pujian akan hasil bacaan mereka.


11. Menyimpan permainan


Umumnya anak-anak cepat merasa bosan dengan mainannya begitu juga dengan buku. Kemudian mereka biasanya akan merusak barang-barang atau mengacak-acak buku atau mainannya. Oleh karena itu, ajarkanlah anak kita untuk menyimpan buku-buku atau mainannya setelah mereka gunakan. Cara ini akan mendidik anak untuk menjaga kerapian buku dan menghargainya. Ajak si kecil menata kembali semua alat permainannya bersama-sama karena bila si kecil terbiasa dengan kerapian tentu akan membantu orang tua untuk menjaga kerapian rumahnya.


12. Jangan memaksa


Sekali lagi ana-anak usia 3 - 5 tahun belum cukup matang untuk memusatkan perhatian mereka pada satu hal untuk waktu yang cukup lama. Karena itu jangan paksa anak untuk berlatih membaca apalagi dengan cara yang keras karena hal itu akan membuat anak membenci kegiatan membaca dan juga kepada buku. Jadi biarlah anak-anak kita lebih senang bermain mobil-mobilan atau menggali-gali tanah di halaman dan kita bisa menyediakan buku-buku tentang mobil atau peralatan menggali. Dari sini mudah-mudahan anak akan berminat melihat buku hingga akhirnya mencintai buku.


13. Teladan


Satu hal yang paling penting dari semua cara ini adalah menanamkan keteladanan. Anak-anak biasanya mencontoh dan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Karena itu orang tua perlu sekali menunjukkan pada anak bahwa mereka juga gemar membaca dan menghargai buku. Bagaimana mungkin mengajak anak gemar membaca sedangkan orang tua lebih asyik duduk dengan manis di depan televisi setiap hari.
Nah, mulai sekarang siapkan diri kita menjadi orang tua yang gemar membaca untuk mengajak anak-anak kita berpetualang dengan buku. Mudah-mudahan kiat-kiat di atas mampu membuat anak kita menjadi 'kutu buku' dan menemukan kebahagiaan bersama buku.


Sumber:
"Sembilan Kiat Gemar Membaca Bagi Si Kecil", Ummi, No. 12/VIII Tahun 1417H/ 1997
99 Cara menjadikan Anak Anda "Keranjingan" Membaca, Mary Leonhardt, terj. Alwiyah Abdurrahman, Penerbit Kaifa, Bandung, 1999.

2/25/2013

SI BUTA DAN SI BUNGKUNG


SI BUTA DAN SI BUNGKUNG



Di suatu kampung tinggallah dua orang pemuda sebaya. Mereka bersahabat akrab sekali. Kemana pun mereka pergi selalu bersama. Boleh dikata tidak pernah terjadi pertengkaran di antara mereka. Jika yang seorang sedang marah, yang seorang lagi berdiam diri atau membujuk sehingga kemarahannya reda. Begitu juga jika ada kesulitan, selalu mereka atasi bersama.
Pada dasarnya, mereka memang saling membutuhkan karena keadaan tubuh mereka mengharuskan demikian. Pemuda yang satu bertubuh kekar, tetapi buta matanya; pemuda yang lain dapat melihat, tetapi bungkuk tubuhnya. Oleh karena itu, orang menyebut mereka si Buta dan si Bungkuk.
Si Buta sangat baik hatinya. Tidak sedikit pun is curiga kepada temannya, si Bungkuk. Ia percaya penuh kepada temannya itu, walaupun si Bungkuk sering menipu dirinya. Kejadian itu selalu berulang setiap mereka menghadiri selamatan. Si Buta selalu duduk berdampingan dengan si Bungkuk. Pada saat makan, si Buta selalu mengeluh.
“Pemilik rumah ini kikir sekali!” bisiknya kepada si Bungkuk agar jangan didengar orang lain. “Tak ada secuil pun ikan, kecuali sayur labu.”
Si Bungkuk hanya tersenyum karena keluhan temannya itu akibat ulahnya. Secara diam-diam ia memotong daging ayam yang cukup besar di piring si Buta dan ditukar dengan sayur labu. Akibatnya, piring gulai si Buta hanya berisi sayur labu.
Si Bungkuk merasa bahagia bersahabat dengan si Buta. Setiap ada kesempatan, ia dapat memanfaatkan kebutaan mata temannya untuk kepentingan sendiri. Si Buta yang tidak mengetahui kelicikan si Bungkuk juga merasa senang bersahabat dengan temannya itu. Setiap saat si Bungkuk dapat menjadi matanya.
Pada suatu hari, si Bungkuk mengajak si Buta pergi berburu rusa. Tidak jauh dari kampung mereka ada hutan lebat. Bermacam-macam margasatwa hidup di sana seperti burung, siamang, binatang melata, dan rusa.
Konon, pada waktu itu belum ada pemburu menggunakan senapan untuk membunuh hewan buruan. Penduduk yang ingin mendapatkan rusa atau binatang lain biasanya menggunakan jerat yang diseebut jipah (faring). Kadang mereka berburu menggunakan anjing pelacak dan tombak. Cara ini akan dipakai si Bungkuk dan si Buta untuk berburu.
“Kalau kita dapat membunuh seekor rusa, hasilnya kita bagi dua sama rata,” ujar si Bungkuk.
Tentu saja si Buta sangat gembira mendengar hal itu. itua segera menuntun anjing pelacak yang tajam India penciumannya, sedangkan si Bungkuk siap dengan tombak di tangan kanannya. Mereka berdua mengikuti arah yang ditunjukkan anjing pelacak itu.
Rupanya hari itu mereka bernasib balk. Seekor rusa jantan yang cukup besar berhasil mereka tombak. Tanduknya bercabang-cabang indah dan layak dijadikan hiasan dinding.
Si Bungkuk segera membagi rusa hasil buruan itu menjadi dua bagian. Akan tetapi, dengan segala kelicikannya, si Buta hanya mendapat tulang-tulang. Daging dan lemak rusa diambil si Bungkuk.
“Karena daging rusa sudah dibagi, kita masak sendiri sesuai selera kita,” kata si Bungkuk.
Si Buta menurut saja karena pikirnya memang demikian seharusnya. Padahal dengan cara itu, si Bungkuk bermaksud agar daging yang dimilikinya jangan secuil pun dimakan si Buta.
Walaupun si Buta tidak dapat melihat, kemampuannya memasak gulai tidak diragukan sedikit pun. Terbit air liur si Bungkuk mencium bau masakan si Buta. Si Bungkuk tidak pandai memasak.
Si Buta Dan Si BungkungAkhirnya, si Bungkuk dan si Buta menghadapi masakan rusa yang telah mereka masak dan siap menyantapnya.
“Sedaap!” kata si Bungkuk sambil memasukkan potongan daging yang besar ke dalam mulutnya.
“Nikmat!” kata si Buta sambil mengambil sepotong tulang yang besar dari piring dan menggigitnya. Si Buta bersungut-sungut karena yang digigit, ternyata tulang semua.
“Sayang,” katanya, “rusa begitu besar, tetapi tak punya daging! Besok kita berburu lagi, tetapi rusa itu harus gemuk dan banyak dagingnya.”
Si Bungkuk tersenyum mendengar perkataan si Buta. Si Buta merasa sayang jika tulang-tulang rusa yang telah dimasaknya dengan susah payah tidak dimakan. Oleh karena itu, is mencoba menggigit tulang itu lagi. Akan tetapi, tulang itu sangat keras sehingga tetap tidak tergigit.
Hal itu membuat si Buta semakin penasaran. la mengerahkan segenap tenaga dan menggigit tulang itu sekuat-kuatnya hingga bola matanya hendak keluar dari lubang mata.
Tuhan sudah menakdirkan rupanya. Keajaiban pun terjadi. Mata si Buta tidak buta lagi.
“Aku bisa melihat!” teriaknya kegirangan. Si Buta menatap sekelilingnya. Ketika is melihat tulang-tulang rusa di piringnya dan di piring si Bungkuk daging yang empuk, bukan main marahnya.
“Sekarang, terbukalah topeng kebusukanmu selama ini!” katanya.
Si Buta memungut tulang rusa paling besar, lalu si Bungkuk dipukul dengan tulang itu. Jeritan si Bungkuk meminta ampun tidak dihiraukannya sama sekali. Seluruh tubuh si Bungkuk babak belur. Seperti si Buta, keanehan pun terjadi pada si Bungkuk. Ketika la bangkit, ternyata punggungnya menjadi lurus seperti orang sehat. “Aku tidak bungkuk lagi! Aku tidak bungkuk lagi!” teriak si Bungkuk.
Mereka berdua menari sambil berpeluk-pelukan dan bermaaf-maafan. Persahabatan mereka pun semakin akrab.

2/24/2013

Indahnya Kebersamaan…


Indahnya Kebersamaan…

Hehehe… Aa’ Gym banget neh… Tapi, Insya Allah Aa’ Gym juga nggak keberatan kok kalau kata-kata itu menjadi sebuah inspirasi tulisan ini. Bukan begitu A’?!
Tak dapat dipungkiri bahwa kita hidup tak sendiri. Tanpa kita sadari, kita hidup memerlukan keteladanan seseorang. Mulai dari ayah dan ibu kita, sampai kepada tokoh yang kita segani. Betul nggak bro?! So pasti keteladanan tertinggi tetap berada pada diri Rasulullah saw…

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al Ahzab:21)

So, hubungannya dengan indahnya kebersamaan?!   
Sahabat… mari kita kilas balik perjalanan hidup kita hingga saat kamu membaca tulisan ini, tentu banyak orang di balik layar yang mengantarkan kita pada kondisi seperti ini. Kondisi apa pun itu…
Buat kamu-kamu yang terbiasa aktif dalam sebuah organisasi atau perkumpulan yang melibatkan banyak orang, tentu ini bukanlah hal yang baru.
Ini tentang sebuah kebersamaan, kebersamaan yang tak hanya dibangun karena perasaan senasib sepenanggungan. Melainkan lebih kepada kebutuhan kita sebagai manusia, yang juga tak lepas dari peran orang lain. Kebersamaan yang membuat kita lebih berarti bagi yang lain, begitu pun sebaliknya. Kebersamaan yang mampu membuatmu lebih hidup sebab ukhuwah yang dirasa menjadikanmu bersyukur, atas pilihan dan kesempatan.

Bagi sebagian orang, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana untuk menambah kualitas diri.
Menyadari, bahwa kita adalah manusia yang tak luput dari kekurangan. Kebersamaan dijadikannya sebagai sarana untuk melengkapi kekurangan masing-masing, sebab kita dapat belajar dari kelebihan dan kekurangan orang lain sehingga diri kita menjadi lebih mantap dalam menghadapi kehidupan yang fana ini. Menghadapi semua masalah yang bukan merupakan masalah. Masih ingat bahasan La Tahzaan… kemarin kan?! So pasti belajar dalam hal apapun. Untuk itu sahabat…mari kita bersama berdo‘a semoga kita menemui kondisi terbaik kita saat menemui-Nya.

Bagi sebagian lainnya, moment kebersamaan digunakan sebagai sarana untuk saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran.
Menyadari, bahwa kita manusia yang tak luput dari salah dan khilaf. Kebersamaan dijadikan sebagai sarana untuk saling mengkoreksi diri. Who knows?! Seorang sahabat dalam tulisannya menuturkan,

“Seringkali kita bisa bercermin diri dari aktivitas orang lain yang bersama-sama dengan kita beraktivitas, dan itu lebih efektif.”

Senantiasa saling mengingatkan apabila ada sesuatu yang tak sesuai, tidak tepat pada tempatnya. Lagi-lagi untuk itu sahabat…marilah kita bersama berdo‘a, semoga Allah memberikan kesempatan untuk kita memperbaiki diri dari waktu ke waktu dan meridhoi segala usaha kita dalam menemukan kondisi terbaik kita untuk-Nya.

Agar kebersamaan menjadi lebih indah…
  • Jangan berdiam diri, sebab berdiam diri tidak akan menghasilkan sesuatu. Senantiasa libatkan dirimu dalam aktivitas-aktivitas tertentu, terlebih pada aktivitas yang melibatkan orang banyak.
  • Kenali dirimu lebih baik lagi, kenali apa saja yang kamu butuhkan. Yang hal itu hanya dimiliki oleh orang lain, sehingga memacumu untuk senantiasa belajar menambah kualitas diri. Ingat bro, belajar nggak hanya pada mata kuliah saja tetapi juga pada kehidupan yang sedang kita jalani ini.
  • Jangan remehkan orang-orang di sekitar kita, bisa jadi dia lebih baik dari kamu. Rasulullah bahkan pernah belajar dari seorang anak kecil, so… “Don‘t judge the book by the cover..” hehehe… kayaknya kenal deh dengan kata-kata iniJ
  • Terus belajar bro… jangan pernah bosan, jangan pernah puas dengan kualitas diri yang belum optimal tergali. Bagaimana mungkin kita akan menemui kondisi terbaik jika usaha belumlah maksimal…
  • Tetaplah bersyukur… tetaplah bersyukur atas apa yang Allah kasih, kekurangan dan kelebihan kita sudah ada porsinya… Jangan memaksakan diri bila tetap tak sesuai dengan kemampuan, optimalisasikan saja apa yang kamu punya.

Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” (Ali Imran:103)

Afwan atas semua khilaf. Wallahu a’lam bishowab. Semoga bermanfaat…

Putri Salsabil















29 September 2006, di pertautan hati…

Duhai Allah…

Karuniakanlah cinta kepadaku
Sehingga kumencintai-Mu
Dan Kau pun mencintaiku

Karuniakanlah cinta kepadaku
Cinta kepada amalan-amalan yang membuat-Mu mencintaiku
Dan bertambah cintaku pada-Mu

Dan karuniakanlah pula cinta kepadaku
Cinta orang-orang yang mencintai-Mu
Sehingga Kau pun mencintaiku
Dan bertambah cintaku pada-Mu

Sungguh…

Tak pantas kuberharap lebih
Tak pantas kumeminta sesuatu yang telah pasti
Tak pantas kuberbangga diri
Takkan pernah pantas…

Sungguh…

Biarkan ku khusyuk dalam sepi
Biarkan kurengkuh cinta-Mu saja dalam hati
Biarkan kucukupkan diri untuk dekat pada-Mu Rabbi
Biarkan aku…

Hingga akhirnya, semua dirasa indah…

SEEKOR ANAK SINGA


SEEKOR ANAK SINGA
Alkisah, di sebuah hutan belantara ada seekor induk singa yang mati setelah melahirkan anaknya. Bayi singa yang lemah itu hidup tanpa perlindungan induknya. Beberapa waktu kemudian serombongan kambing datang melintasi tempat itu. Bayi singa itu menggerakgerakkan tubuhnya yang lemah. Seekor induk kambing tergerak hatinya. Ia merasa iba melihat anak singa yang lemah dan hidup sebatang kara. Dan terbitlah nalurinya untuk merawat dan melindungi bayi singa itu.Sang induk kambing lalu menghampiri bayi singa itu dan membelai dengan penuh kehangatan dan kasih sayang. Merasakan hangatnya kasih sayang seperti itu, sibayi singa tidak mau berpisah dengan sang induk kambing. Ia terus mengikuti ke mana saja induk kambing pergi. Jadilah ia bagian dari keluarga besar rombongan kambing itu. Hari berganti hari, dan anak singa tumbuh dan besar dalam asuhan induk kambing dan hidup dalam komunitas kambing. Ia menyusu, makan, minum, bermain bersama anak-anak kambing lainnya.
Tingkah lakunya juga layaknya kambing. Bahkan anak singa yang mulai berani dan besar itu pun mengeluarkan suara layaknya kambing yaitu mengembik bukan mengaum! la merasa dirinya adalah kambing, tidak berbeda dengan kambing-kambing lainnya. Ia sama sekali tidak pernah merasa bahwa dirinya adalah seekor singa.
Suatu hari, terjadi kegaduhan luar biasa. Seekor serigala buas masuk memburu kambing untuk dimangsa. Kambing-kambing berlarian panik. Semua ketakutan. Induk kambing yang juga ketakutan meminta anak singa itu untuk menghadapi serigala.
“Kamu singa, cepat hadapi serigala itu! Cukup keluarkan aumanmu yang keras dan serigala itu pasti lari ketakutan!” Kata induk kambing pada anak singa yang sudah tampak besar dan kekar. tapi anak singa yang sejak kecil hidup di tengah-tengah komunitas kambing itu justru ikut ketakutan dan malah berlindung di balik tubuh induk kambing. Ia berteriak sekeras-kerasnya dan yang keluar dari mulutnya adalah suara embikan. Sama seperti kambing yang lain bukan auman. Anak singa itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika salah satu anak kambing yang tak lain adalah saudara sesusuannya diterkam dan dibawa lari serigala.
Induk kambing sedih karena salah satu anaknya tewas dimakan serigala. Ia menatap anak singa dengan perasaan nanar dan marah, “Seharusnya kamu bisa membela kami! Seharusnya kamu bisa menyelamatkan saudaramu! Seharusnya bisa mengusir serigala yang  jahat itu!”
Anak singa itu hanya bisa menunduk. Ia tidak paham dengan maksud perkataan induk kambing. Ia sendiri merasa takut pada serigala sebagaimana kambing-kambing lain. Anak singa itu merasa sangat sedih karena ia tidak bisa berbuat apa-apa.
Hari berikutnya serigala ganas itu datang lagi. Kembali memburu kambing-kambing untuk disantap. Kali ini induk kambing tertangkap dan telah dicengkeram oleh serigala. Semua kambing tidak ada yang berani menolong. Anak singa itu tidak kuasa melihat induk kambing yang telah ia anggap sebagai ibunya dicengkeram serigala. Dengan nekat ia lari dan menyeruduk serigala itu. Serigala kaget bukan kepalang melihat ada seekor singa di hadapannya. Ia melepaskan cengkeramannya. Serigala itu gemetar ketakutan! Nyalinya habis! Ia pasrah, ia merasa hari itu adalah akhir hidupnya!
Dengan kemarahan yang luar biasa anak singa itu berteriak keras, “Emmbiiik!”
Lalu ia mundur ke belakang. Mengambil ancang ancang untuk menyeruduk lagi.
Melihat tingkah anak singa itu, serigala yang ganas dan licik itu langsung tahu bahwa yang ada di hadapannya adalah singa yang bermental kambing. Tak ada bedanya dengan kambing. Seketika itu juga ketakutannya hilang. Ia menggeram marah dan siap memangsa kambing bertubuh singa itu! Atau singa bermental kambing itu!
Saat anak singa itu menerjang dengan menyerudukkan kepalanya layaknya kambing, sang serigala telah siap dengan kuda-kudanya yang kuat. Dengan sedikit berkelit, serigala itu merobek wajah anak singa itu dengan cakarnya. Anak singa itu terjerembab dan mengaduh, seperti kambing mengaduh. Sementara induk kambing menyaksikan peristiwa itu dengan rasa cemas yang luar biasa. Induk kambing itu heran, kenapa singa yang kekar itu kalah dengan serigala. Bukankah singa adalah raja hutan?
Tanpa memberi ampun sedikitpun serigala itu menyerang anak singa yang masih mengaduh itu. Serigala itu siap menghabisi nyawa anak singa itu. Di saat yang kritis itu, induk kambing yang tidak tega, dengan sekuat tenaga menerjang sang serigala. Sang serigala terpelanting. Anak singa bangun.
Dan pada saat itu, seekor singa dewasa muncul dengan auman yang dahsyat.
Semua kambing ketakutan dan merapat! Anak singa itu juga ikut takut dan ikut merapat. Sementara sang serigala langsung lari terbirit-birit. Saat singa dewasa hendak menerkam kawanan kambing itu, ia terkejut di tengah-tengah kawanan kambing itu ada seekor anak singa.
Beberapa ekor kambing lari, yang lain langsung lari. Anak singa itu langsung ikut lari. Singa itu masih tertegun. Ia heran kenapa anak singa itu ikut lari mengikuti kambing? Ia mengejar anak singa itu dan berkata, “Hai kamu jangan lari! Kamu anak singa, bukan kambing! Aku takkan memangsa anak singa!
Namun anak singa itu terus lari dan lari. Singa dewasa itu terus mengejar. Ia tidak jadi mengejar kawanan kambing, tapi malah mengejar anak singa. Akhirnya anak singa itu tertangkap. Anak singa itu ketakutan,
“Jangan bunuh aku, ammpuun!”
“Kau anak singa, bukan anak kambing. Aku tidak membunuh anak singa!”
Dengan meronta-ronta anak singa itu berkata, “Tidak aku anak kambing! Tolong lepaskan aku!”
Anak singa itu meronta dan berteriak keras. Suaranya bukan auman tapi suara embikan, persis seperti suara kambing.
Sang singa dewasa heran bukan main. Bagaimana mungkin ada anak singa bersuara kambing dan bermental kambing. Dengan geram ia menyeret anak singa itu ke danau. Ia harus menunjukkan siapa sebenarnya anak singa itu. Begitu sampai di danau yang jernih airnya, ia meminta anak singa itu melihat bayangan dirinya sendiri.
Lalu membandingkan dengan singa dewasa.
Begitu melihat bayangan dirinya, anak singa itu terkejut, “Oh, rupa dan bentukku sama dengan kamu. Sama dengan singa, si raja hutan!”
“Ya, karena kamu sebenarnya anak singa. Bukan anak kambing!” Tegas singa dewasa.
“Jadi aku bukan kambing? Aku adalah seekor singa!”
“Ya kamu adalah seekor singa, raja hutan yang berwibawa dan ditakuti oleh seluruh isi hutan! Ayo aku ajari bagaimana menjadi seekor raja hutan!” Kata sang singa dewasa.
Singa dewasa lalu mengangkat kepalanya dengan penuh wibawa dan mengaum dengan keras. Anak singa itu lalu menirukan, dan mengaum dengan keras. Ya mengaum, menggetarkan seantero hutan. Tak jauh dari situ serigala ganas itu lari semakin kencang, ia ketakutan mendengar auman anak singa itu.
Anak singa itu kembali berteriak penuh kemenangan, “Aku adalah seekor singa! Raja hutan yang gagah perkasa!”
Singa dewasa tersenyum bahagia mendengarnya.